Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menilai apa yang dilakukan Mo Salah dan Ibtihaj adalah dakwah kultural, yakni dakwah menggunakan keahlian masing-masing. “Jadi, jelas dakwah tidak harus ceramah saja di atas mimbar atau majelis taklim, tapi bisa juga menggunakan profesi masingmasing, baik akademisi, pemain sepak bola, penyanyi, dan lainnya,” ujar dia.
Ia menyebutkan, tidak hanya Mo Salah, beberapa pemain sepak bola Muslim lainnya dii Eropa pun ikut memengaruhi pandangan masyarakat internasional terhadap Islam. Mereka menunjukkan pada dunia, khususnya barat, kalau popularitas tidak mem buat mereka lupa agama serta akidah.
“Orang boleh kaya atau menjadi konglomerat, tapi hidup tidak berubah. Tetap tawadhu, sederhana, tidak berfoya-foya, dan menghindari kehidupan bor juis. Bahkan, istri Mo Salah tetap berkomitmen menutup aurat meski tinggal di Eropa,” tutur Muhyiddin. (rol)