Mahasiswa Muslim di Texas A&M University berinisiatif melakukan penggalangan dana untuk membantu keluarga-keluarga miskin di negara bagian itu. Keluarga-keluarga miskin itu terancam kelaparan karena tidak mampu membeli makanan.
Penggalangan dana untuk membeli makanan bagi keluarga miskin yang dikordinir oleh organisasi Muslim Students Association di AS ini dilakukan dengan cara yang unik, yaitu mengajak para mahasiswa untuk berpuasa selama satu hari, sebagai bentuk solidaritas mereka pada warga masyarakat yang kelaparan.
Aksi solidaritas yang bertajuk "Fast-A-Thon" ternyata mendapat sambutan dari banyak mahasiswa. Ribuan mahasiswa baik yang Muslim maupun non Muslim mendukung aksi itu dan akan ikut berpuasa selama satu hari. Sebagai kompensasinya, perusahaan-perusahaan yang mensponsori aksi solidaritas tersebut, akan memberikan donasinya ke Brazos County Food Bank, yang besarnya dihitung per satu peserta aksi yang ikut berpuasa.
"Tema yang paling mendasar dari seluruh kegiatan ini adalah kita kelaparan selama satu hari agar orang lain tidak kelaparan," kata wakil ketua "Fast-A-Thon", Ali Madha.
Lauren Garmley, mahasiswa tahun pertama ilmu forensik menyatakan tertarik ikut kegiatan ini, meski ia ada ujian di pagi hari saat aksi solidaritas berpuasa dilaksanakan secara serentak. "Saya sebenarnya ada ujian pagi ini, sehingga saya sempat tergoda untuk makan pagi. Tapi, meski berpuasa, ternyata saya tetap bisa mengerjakan ujian dengan baik," kata Garmley.
Mahasiswa lainnya bernama Reynolds, yang kuliah di jurusan biologi mengatakan, meski berpuasa baginya tidak mudah. Tapi tujuan mulia dari aksi solidaritas itu yang mendorongnya ikut berpuasa.
Aksi solidaritas "Fast-A-Thon" digagas pertamakalinya oleh seorang mahasiswi di Universitas Tennessee untuk masyarakat di kota itu pasca peristiwa serangan 11 September 2001. Sejak itu, aksi solidaritas ini menjadi kegiatan tahun yang diselenggarakan di lebih dari 20 universitas di AS.
Ali Madha, wakil kegiatan "Fast-A-Thon" di Universitas A&M, Texas tahun ini, sudah tiga tahun berturut-turut terlibat dalam kegiatan itu. Apa yang dilakukan Ali bersama teman-temannya di kampus juga mendapat dukungan dari masyarakat setempat dan organisasi-organisasi sosial yang bergerak di bidang penyediaan makanan untuk orang-orang miskin di AS.
Theresa Mangapora, direktur Brazos County Food Bank mengungkapkan rasa terima kasihnya atas insiatif yang dilakukan para mahasiswa Muslim itu. "Kita sudah melakukan sebuah sikap rela berkorban untuk orang lain pada hari ini, yang sarat dengan makna dan akan banyak membantu masyarakat di wilayah ini," kata Mangapora.
Selama ini, Food Bank memberikan bantuan bagi sekitar 40.000 warga miskin di Brazos County, Texas Tengah. Tahun ini, Food Bank rencananya akan memberikan bantuan makanan bagi warga yang kelaparan di seluruh AS. "Kelaparan adalah salah satu indikasi pertama dari kemiskinan. Saya sudah menangani masalah ini selama lima tahun dan tahun ini menjadi tahun yang paling banyak membutuhkan makanan," ujar Mangapora.
Mahasiswa Muslim di Texas menegaskan akan terus melanjutkan aksi solidaritas untuk membantu mereka yang kelaparan. "Kita harus melakukan apa saja yang kita bisa, meski cuma aksi yang kecil untuk membantu mereka yang menderita," imbuh Denna Zebda, mahasiswi jurusan biomedikal.
Kita mungkin belum bisa mengentaskan kelaparan di seluruh dunia. Tapi, jika kita tidak mampu memberi makan pada seratus orang, paling tidak kita memberi makanan pada satu orang," tukas Ali Madha.
Kelaparan memang sedang mengintai penduduk AS. Laporan Departemen Pertanian AS menyebutkan bahwa saat ini sekitar 50 juta penduduk AS harus berjuang keras agar bisa makan menyusul resesi ekonomi yang melanda negeri itu sejak tahun 2007.(ln/iol)