Sejak pertama, ia telah mengagumi setiap kata yang terdapat di dalam Alquran. Ia mengakui bahwa setiap ayat yang tertulis di dalamnya seakan-akan memiliki magnet. Hatinya tertambat kuat. Tiap kalimat dari firman Allah terasa sangat bermakna.
“Biasanya, saya bisa membaca teks dengan cukup cepat, tetapi saya tidak bisa melakukan ini dengan Alquran karena betapa kuat dan bermakna setiap ayat,” ujarnya. Caitlyn selesai membaca seluruh Alquran secara mendalam dalam waktu hampir empat bulan. Setelah itu, keyakinannya menjadi semakin teguh.
Ia menyadari, tak ada kesangsian lagi. Seluruh jiwanya bersaksi, tidak ada tuhan selain Allah. “Saya menemukan di dalam Alquran apa yang selama ini saya cari. Saya menemukan Tuhan. Allah memiliki kehendak atas segala hal, dan segalanya bergantung kepada-Nya. Dengan kepastian ini, saya merasa, manusia tidak seharusnya berputus asa dari kasih sayang-Nya,” tutur Caitlyn.
Ia percaya setiap kata dalam Alquran. Caitlyn meyakini, kebenaran sudah tampak di hadapannya. Dan, inilah saatnya mengakui akan hal itu dengan setulus hati. Teguh Berislam Tiba-tiba, datang kabar mengejutkan. Caitlyn mengetahui, seorang saudaranya meninggal dunia. Ia begitu sedih dan merasa kehilangan. Akan tetapi, batinnya seketika ingat akan kekuasaan Ilahi.
“Saya menyadari, setiap manusia sesung guhnya tidak memiliki kontrol atas diri mereka sendiri, juga atas apa yang akan dan telah terjadi pada mereka. Begitupun saya atau keluarga saya. Ketika kerabat dekat saya itu meninggal dunia, saya tersadar akan hal itu, tutur dia.”
Malam itu, Caitlyn bersimpuh dalam kesendirian. Batinnya seakan berteriak, ingin kembali kepada Allah. Ia berharap dapat menerima perlindungan dan pengampunan.
Keesokan paginya, perempuan itu telah membulatkan tekad. Ia memutuskan untuk menjadi seorang pemeluk Islam. Dia meyakini, keputusannya ini adalah juga kehendak Allah SWT. Ia kembali kepada jalan kebenaran. Ia menerima Islam karena agama ini mengajarkan kepasrahan manusia terhadap kekuasaan-Nya. Caitlyn melihat, kesadaran demikian penting dalam menjalani kehidupan di dunia: segalanya bergantung pada Allah.
Allah tidak menyukai manusia yang kufur dan Dia yang Mahakuasa menciptakan mereka untuk percaya kepada-Nya dan menyembah-Nya.
“Ayat dari surat az- Zariyat 56 juga terpatri dalam batin saya. Artinya, ‘Aku yakni Allahtidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.’ Saya meyakini itu, papar Caitlyn.
Kepercayaan tentang para utusan-Nya sudah diketahui Caitlyn dari agamanya dahulu. Akan tetapi, poin pada keesaan Tuhan menjadi sesuatu yang mengubah kesadarannya. Inilah mengapa ia menerima Islam. (rol)