Council on American-Islamic Relations (CAIR)-organisasi advokasi Muslim di AS meluncurkan kampanye "Berbagi Al-Quran" sebagai salah satu program kegiatan dakwahnya. Dalam kampanye ini, CAIR akan membagi-bagikan sekitar 100.000 Qur’an pada para pejabat dan tokoh-tokoh penting di AS.
Dalam keterangan persnya di Washington, CAIR mengatakan, ide kampanye "Berbagi Qur’an" ini muncul setelah mendengar pidato Presiden AS Barack Obama di Kairo yang beberapa kali mengutip isi Qur’an tentang Muslim.
"Ketika ia mengutip Qur’an tentang nilai-nilai yang sangat fundamental dalam kehidupan kita, seperti keberagaman ras, pentingnya kejujuran dan kesucian kehidupan umat manusia, saya yakin pernyataan ini mengejutkan mereka yang tidak begitu paham dengan Islam," kata Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad.
"Target kampanye kami adalah, para tokoh masyarakat lokal dan pejabat publik, para pekerja media dan tokoh-tokoh pemimpinan lokal dan nasional yang selama ini menentukan kebijakan dan mampu membentuk opini di masyarakat. Kami ingin memberikan mereka pemahaman yang lebih tentang Islam berdasarkan kitab suci al-Qur’an dan bukan berdasarkan berita-berita di media yang sensasional," papar Awad.
Kampanye "Berbagai Qur’an" juga bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh Muslim di Amerika untuk berbaur dengan masyarakat lainnya dari berbagai latar belakang agama yang berbeda, seperti diungkapkan oleh pimpinan jajaran pengurus CAIR, Senator Larry Shaw.
Dalam program ini, CAIR melibatkan seluruh komunitas Muslim di AS. CAIR meminta mereka memberikan sumbangan sebesar 45 dollar untuk mensponsori kampanye "Berbagi Qur’an" dan membagikan Al-Quran yang dilengkapi terjemahan dalam bahasa Inggris ke sejumlah pejabat di daerahnya masing-masing.
CAIR sudah pernah menggelar kampanye serupa yaitu kampanye "Mengeksplorasi Qu’an" sebagai bagian dari acara peringatan 15 tahun berdirinya CAIR yang berbasis di Washington dan sekarang sudah memiliki 35 kantor cabang di seluruh AS dan Kanada.
Tahun 2007, organisasi Ethnic American Advisory Council juga pernah membuat program bagi-bagi Al-Quran pada tokoh-tokoh masyarakat di AS. Tapi sekitar 24 anggota legislatif di Oklahoma menolak menerima pemberian itu. Salah seorang anggota legislatif, Rex Duncan beralasan, ketika ia mencari tahu isi Qur’an di internet, ia menemukan bahwa Qur’an membolehkan orang membunuh." (ln/aby)