Amir Khan adalah sosok yang boleh dibilang unik di dunia olahraga, khususnya olaraga tinju. Muslim Inggris yang sudah menyandang juara dunia itu, masih tinggal bersama kedua orang tuanya dan ia tidak takut untuk menanggapi pembicaraan tentang citra Islam saat ini.
“Saya sangat dekat dengan keluarga … Ayah saya tidak pernah terlewat menyaksikan pertarungan tinju saya baik yang amatir maupun profesional, begitu pula paman saya, mereka selalu bersama saya, itulah sebabnya saya sangat menghormati mereka,” ujar Khan dalam wawancara dengan CNN.
Meski sudah menjadi petinju tingkat dunia, Khan yang dibesarkan di tengah keluarga muslim itu, tetap menghormati nilai-nilai keluarga. Tidak seperti olahragawan lainnya yang mencapai sukses pada usia muda, Khan yang kini berusia 23 tahun, tidak silau dengan ketenarannya dan kehidupan mewah kota besar.
Khan dan keluarganya tetap tinggal di sebuah kota kecil yang sederhana, Bolton, sebelah barat laut Inggris. Ia bahkan masih sering menggunakan kereta di kota kelahirannya itu. Khan sekarang bukan hanya dikenal sebagai petinju sukses tapi juga sebagai panutan komunitas muslim di Inggris.
Sebagai petinju yang berlatar belakang muslim dan imigran yang tinggal di negara Barat, Khan mengakui bahwa latar belakangnya itu bisa menjadi isu yang digunakan untuk melemahkan mentalnya di atas ring. Tapi ia mengaku tidak terganggu dengan masalah itu.
“Saya mengibarkan bendera untuk Inggris dan Pakistan. Saya bangga menjadi warga negara Inggris dan Pakistan. Saya pikir, banyak komunitas muslim di sini yang merasakan hal yang sama seperti saya,” tutur Khan.
“Maka, ketika Anda melihat banyak orang bicara soal terorisme dan sejenisnya, persentasenya sangat kecil. Ada gambaran yang lebih besar di luar sana dan saya ingin mereka meniru langkah dan apa yang telah saya lakukan. Menjadi panutan memang membuat kita tertekan, tapi saya hanya melakukan apa yang saya sukai,” lanjut Khan.
Kesuksesan sebagai petinju sudah diraih Khan pada usia 17 tahun, ketika ia memenangkan medali perak dalam Olimpiade tahun 2004 di Athena. Pada bulan Mei kemarin, ia memenangkan pertarungan tinju dengan Pauli Malignaggi di New York dan untuk itu ia berhak menyandang predikat petinju dunia WBA kelas menengah.
Khan dengan tegas menyatakan bangga sebagai muslim, karena agamanya telah membantunya untuk tetap menjadi orang yang rendah hati meski ia sudah menjadi orang yang sukses dan populer.
“Saya salat dan melakukan hal-hal lainnya tanpa harus memperlihatkannya pada orang lain. Itulah yang memberikan kekuatan ketika saya berada di atas ring. Saya tahu, saya tidak seorang diri, ada Allah yang selalu bersama saya. Allah yang selalu menolong saya, memberikan kekuatan batin saat bertarung dan memenangkan pertandingan,” ujar Khan.
“Ring tinju adalah tempat yang sepi, hanya ada Anda dan lawan Anda, tak ada orang lain. Maka, ketika Anda mengetahui secara spiritual bahwa Anda mendapatkan pertolongan itu, rasanya sangat berbeda dan akan membuat Anda lebih percaya diri,” sambung Khan.
Ia menambahkan bahwa kesuksesan yang diraihnya sebagai petinju, adalah anugerah dari Allah Swt. Oleh sebab itu, ia selalu berusaha menjaga sikapnya agar tidak sombong dan besar kepala atau merendahkan orang lain. Ia selalu berusaha bertegur sapa dengan orang yang dijumpainya dan ramah pada para penggemarnya.
“Saya mungkin satu-satunya muslim Asia yang menjadi panutan di Inggris. Saya seorang petinju, saya orang yang normal dan saya tidak akan berubah meski sebesar apapun popularitas dan kesuksesan yang saya raih. Allah sudah memberikan saya banyak sekali kesuksesan itu,” tandas Khan. (ln/isc/cnn)