Konsultasi Dakwah

Bagaimana membangun percaya diri ketika akan tampil berdakwah?

Oleh: Kholila Ulin Ni’ma* Mengemban dakwah meniscayakan pengorbanan waktu, harta, .

Bagaimana cara mengaktifkan pengurus masjid?

Bagaimana mestinya peran pengurus masjid di masyarakat?

Bagaimana jika masyarakat mencap saya sebagai dai dunia ghaib daripada dunia nyata?

Mengapa jamaah masjid menjadi berkurang?

Di masjid kami, jumlah khatib sangat sedikit, itupun dengan kualitas yang baru apa adanya. Bagaimana caranya meningkatkan kualitas dan kuantitas khatib?

Bagaimana cara membangun kemampuan pendekatan dakwah non formal, misalnya di warung, tempat usaha, dan pergaulan sehari-hari? Cocokkah model dakwah seperti itu di Indonesia mengingat budaya Indonesia yang paternalistik?

Saya kesulitan ketika ingin mengkritik dai. Saya khawatir akan tersinggung. Kalau tidak dikritik, saya juga khawatir ini menjadi bentuk pembiaran terhadap kekhilafan saudara sendiri.

Menjelang Pemilu 2009 ini saya bingung ustadz, karena sebagai pengurus masjid saya sering dimintai izin supaya mesjidnya bisa dipakai untuk kegiatan parpol. Bagaimana sebaiknya sikap saya ustadz? Mengizinkan atau menolak?