Ketahuilah bahwasanya segala yang ada pada kita ini tidaklah ada yang kita punya. Kita datang ke dunia ini tidaklah membawa apa apa. Barang barang dan harta benda yang kita dapati di sini tidak sebuah jua pun yang kita punya. Dia hanya diberikan kesempatan kepada kita buat memakainya.
Setelah kita mati tidak sebuah pun harta itu yang kita bawa ke kubur, selain dari pada tiga lapis kain kafan. Bagaimanapun banyaknya harta benda yang ada dalam rumah kita, kalau kita fikirkan dengan seksama, hanyalah pinjaman belaka dari Allah kepada kita.
Kalau hal ini kita ingat baik, kita akan segera menafkahkannya, kita tidak akan bakhil. Fikirkanlah dengan seksama, kita misalkan orang yang memiliki berkodi kodi pakaian, berpuluh puluh helai kain sarung dan beratus kain yang lain, fikirkanlah berapa hanya yang dipakai setiap hari? Hanya sekedar menutup aurat di hari itu. Demikian juga harta benda yang lain. Kalau hal itu kita fikirkan, guna apa kita bakhil?.
Begitulah, bila keimanan yang tebal kepada Allah dan RasulNya, harus terbukti dengan kesudian menafkahkan harta benda yang ada pada kita. Karena orang yangberiman kepada Allah selalu yakin bahwa Allah tidak akan membuat dirinya terlantar dalam hidup. Harta yang ada pada diri kita adalah pemberian dari Allah. Kita percaya akan pemberian itu. Maka kalau sekali kita telah percaya bahwa harta itu datang dari Allah, mengapa kita tidak percaya bahwa yang kita berikan di jalan Allah itu akan digantiNya? – HAMKA –