Wahai ikhwan, setiap kali terlintas dihadapan kita suatu gambaran hidup yang indah lagi mulia, yang dinamis lagi bersinar, yang pancarannya keluar dari perasaan , yang dengannya Allah menyinari hati kita dan membuat dada kita bercahaya, yakni perasaan cinta karena Allah, saling bersaudara karena Allah, dan hasrat meraih keridhaan Allah, maka ketika itulah terasa bahwa segala persoalan dan kesulitan hidup di hadapan kita menjadi tak berarti.
Kalaulah saja pada saat pertemuan pertama kita hanya saling bertemu dan bertaaruf saja sudah bisa membawa kepada rasa cinta, tentulah itu sudah cukup. Dengan modal cinta saja, kita bisa mengurai persoalan persoalan yang pelik.
Dasar dari cinta ini adalah kelurusan jiwa. Karena sesungguhnya jika jiwa itu rusak , rusaklah segalanya; dan jika jiwa itu baik, ikut baik pula segalanya. Kebaikannya terletak pada kejernihannya, hubungan ruhiahnya, serta keikhlasannya dalam berucap dan beramal.
Jika jiwa kalian bersih, ruhani kalian akan tersambung, dan kalian juga dapat berbuat ikhlas kepada Allah dalam amalan dan ucapan kalian, percayalah bahwa kita akan dapat meraih kebaikan yang banyak. Tiada arti cinta kecuali ini. Islam tidaklah datang kecuali untuk menyatukan manusia di atas cinta dan kebenaran.
“Tetaplah atas fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu” (Ar Rum 30)