Eramuslim.com – Pramugari maskapai penerbangan asal Australia, Qantas, menghadapi kecaman dan seruan untuk dipecat setelah bulan lalu difoto mengenakan lencana bendera Palestina dalam penerbangan dari Melbourne ke Hobart, Tasmania.
Menurut Sky News, para penumpang mengungkapkan ketidakpuasan mereka lantaran kru kabin mengenakan pin lencana bendera Palestina di seragam mereka.
Kepala Eksekutif Asosiasi Yahudi Australia, Robert Gregory, mengkritik lencana tersebut sebagai “memecah belah” dan menyebut penggunaan pin bendera Palestina merupakan aktivisme politik yang tidak memiliki tempat di pesawat.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Aktivisme politik tidak seharusnya ada di olahraga, tidak seharusnya ada di teater, dan tidak seharusnya ada di pesawat terbang ketika warga Australia pergi untuk menikmati liburan mereka. Semua warga Australia harus merasa aman saat terbang.”
“‘Jika karyawan ditemukan menggunakan peran mereka untuk aktivisme politik sementara penumpang pada dasarnya ditawan di udara, mereka harus diberhentikan. Insiden ini tidak terisolasi dan manajemen Qantas harus menangani aktivisme politik yang memecah belah yang berasal dari staf mereka,” tambahnya.
Harrison Grafanakis, penumpang pesawat mengambil foto awak kabin mengenakan lencana, yang diletakkan tepat di atas label nama mereka, mengaku merasa terintimidasi dengan kehadiran lencana tersebut.
Dia mengatakan, “Jika karyawan ditemukan menggunakan peran mereka untuk aktivisme politik sementara penumpang pada dasarnya ditawan di udara, mereka harus diberhentikan.”
“Insiden ini tidak terisolasi dan manajemen Qantas harus menangani aktivisme politik yang memecah belah yang berasal dari staf mereka.”
Sementara itu, para pengguna media sosial telah mengungkapkan kemarahan mereka atas seruan pemecatan para pramugari dan awak kabin.
“Orang tidak boleh memakai bendera nasional mereka? Negara macam apa ini?” tulis salah satu pengguna X.
“Jika Qantas menyerah pada sampah diktator dan memecat staf yang mendukung Palestina, mereka mungkin juga akan menolak tiket untuk penumpang yang mendukung #PalestinianFreedom karena kami tidak akan terbang dengan mereka,” kata yang lain.
Menanggapi hal tersebut, pihak maskapai mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari ini: “Kami memahami bahwa ada pandangan yang kuat dan berlawanan tentang konflik saat ini, tetapi tidak ada ruang untuk mengekspresikannya oleh karyawan kami di tempat kerja.”
“Lencana yang tidak sah tidak boleh dikenakan oleh karyawan dan kami telah menegaskan hal ini kepada awak pesawat yang terlibat, bersamaan dengan keseriusan masalah ini. Prioritas kami adalah menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghormati bagi para pelanggan dan seluruh karyawan kami,” tambahnya.
Maskapai ini juga menyatakan bahwa mereka akan menegaskan kembali peraturan ini kepada semua karyawan.
(Hidayatullah)