Eramuslim – Surat kabar The Washington Post menyebut kehadiran milisi Syiah Iran di Irak telah memainkan peran penting dalam membantu pemerintah Baghdad memerangi mujahidin Negara Islam.
Seperti dilansir surat kabar kenamaan Amerika Serikat dari pejabat militer Irak dan AS bahwa ada sekitar 100 sampai 120 ribu milisi Syiah Iran di Irak, jumlah yang melebihi pasukan militer Irak yang hanya berjumlah 48 ribu paska insiden di kota Mosul pada musim panas tahun 2014 lalu.
Menurut The Washington Post, banyaknya pengaruh Iran di Irak akan mengancam kepentingan AS untuk mendukung pemerintah pusat dan pembangunan kembali militer Irak.
Tercatat milisi Syiah yang dikomandoi oleh Badr Corps di provinsi Diyala telah menjadi kekuatan yang dominan atas sebagian besar wilayah selatan hingga ke Kirkuk di utara Irak, dengan dukungan persenjataan dan uang dari pemerintahan Teheran.
Washington Post takut peran yang semakin besar oleh milisi Syiah Iran di Irak akan menyebabkan negara ini jatuh kedalam perang sekterian antara suku-suku Sunni dan Syiah, ditengah perang melawan mujahidin Negara Islam.
Sementara itu seorang peneliti di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, Michael Knights, mengatakan bahwa jika pertempuran terus berlangsung dengan cara koalisi internasional berada di udara dan milisi Syiah Iran di darat, maka ini merupakan bahaya nyata bagi Amerika Serikat meskipun mampu mengalahkan Negara Islam.
“AS akan kehilangan Irak untuk Iran, ditengah dukungan persenjataan yang digalakan oleh pemerintahan Obama,” ujar Michael. (Shorouk/Ram)
activate javascript