Eramuslim.com – Unggahan video yang menampakkan Menko Polkam Wiranto sedang mengajak Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Tito Karnavian untuk melakukan “Salam Komando” beredar viral di jejaring sosial hingga ruang chat.
Beberapa dari netizen, memberi caption pada foto dan video singkat itu.
“Jenderal Gatot Nurmantyo ‘ogah’ menuruti ajakan Jenderal Wiranto untuk bersalaman dengan Jenderal Tito Karnavian”.
Peristiwa itu terjadi tanggal 1 Oktober 2017, seusai acara peringatan Hari Kesaktian Panca Sila, di Lobang Buaya, Jakarta Timur.
Foto dan video singkat ini menarik untuk dicermati, terutama dalam bingkai politik, bahwa ada semacam cold war antara Jendral Gatot sebagai pemberi info valid terkait impor senjata ilegal dengan Jendral Tito, sebagai pihak yang didudukkan di kursi pesakitan dalam kasus impor senjata ini.
Hal ini juga mungkin yang menyebabkan foto dan video pertemuan 3 Jendral ini menarik untuk diviralkan di ruang publik.
Publik dan beberapa analis mencoba meraba-raba persoalan di tubuh aparat negara ini.
Pasca reformasi, TNI yang dulu kerap mendapat cap negatif, berubah wajah, terutama sejak kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Di era SBY, TNI lebih hangat, lebih dekat dengan rakyat dan tidak lagi terkesan menyeramkan.
Sementara Polisi, sejak era Gus Dur justru diberi porsi besar dalam penanganan kasus-kasus keamanan yang sebenarnya membutuhkan dukungan data intelijen, kesigapan lapangan dan persenjataan berat ala militer.
Sebut saja penanganan konflik di Aceh, kini ditangani oleh pasukan Brimob, belum lagi terbentuknya Densus 88 anti teror yang diperlengkapi persenjataan canggih dan mahal, BNN, bahkan yang terakhir diwacanakan, densus anti korupsi.