Untuk pertama kalinya kelompok anti kudeta menggelar demonstrasi di Tahrir Square pada selasa malam waktu Kairo, semenjak penggulingan Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, sekitar 100 orang lebih melakukan aksi unjuk rasa di tengah-tengah Tahrir Square, mereka meneriakan “Ganyang-ganyang pemerintahan militer.”
Seorang anggota Biro Eksekutif Koalisi Pemuda Revolusi, Muhammad Abbas, mengatakan kepada Aljazeera bahwa “menggelar unjuk rasa di tempat ini (Tahrir Square) memiliki dampak simbolis yang besar, seperti lahirnya revolusi 25 Januari. Ini menunjukan bahwa dengan jumlah kami yang sedikit dapat mematahkan garis merah yang dibuat militer di beberapa tempat, apalagi jika bersatu.”
Abbas menambahkan bahwa “mereka yang ada di sini adalah Pemuda Anti Kudeta, dan mereka bukan dari golongan Ikhwanul Muslimin.
Semantara itu di Medan Nahdah, hingga pagi hari para mahasiswa Universitas Kairo terus berkumpul dan menggelar aksi unjuk rasa. Bentrokan pecah antara mahasiswa dengan aparat keamanan yang telah bersiap dilokasi, sikap aparat keamanan yang berusaha membubarkan paksa aksi unjuk rasa mahasiswa dengan menembakan gas air mata menyulut bentrokan.
Sementara itu, Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fattah al- Sisi meminta pemerintah Hazem Beblawi untuk mempercepat proses transisi. (Alajazeera/Zhd)