Uni Eropa berencana memutuskan program bantuan ekonomi dan militer ke Mesir dalam sebuah pertemuan tingkat menteri-menteri Luar Negeri negara anggota Uni Eropa yang diselenggarakan di kota Brussel, Belgia, pada hari Selasa (02/04) kemarin.
Mereka menilai pemerintah interim telah melakukan pelnggaran HAM berat terhadap para demonstran pendukung presiden Muhammad Mursi, yang menjadi salah satu syarat mutlak pencairan bantuan Uni Eropa ke Mesir.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan “negara G8 dan dua puluh anggota Uni Eropa akan mengirim sinyal kuat ke Mesir.”
Para menteri akan membahas opsi penghentian atau penagguhan bantuan keuangan yang diberikan, atau mempertimbangkan kembali kesepakatan di bidang pertahanan dan keamanan yang telah ditandatangani kedua negara.
Perlu dicatat bahwa Eropa adalah sumber terbesar bantuan dan pinjaman bagi Mesir, sedangkan di sektor ekonomi Eropa merupakan mitra dagang dan pariwisata bagi devisa pemerintahan Kairo.
Tercatat pada November 2012 Eropa mengumumkan program bantuan senilai lima miliar Euro untuk periode 2012-2014 yang bertujuan meningkatkan taraf kehidupan warga Mesir. Namun beberapa proyek telah dibekukan akibat tidak adanya kemajuan dalam proses demokratisasi di negeri 1000 menara tersebut. (Aljazeera/Ram)