Eramuslim – Ulama Jamiat-I-Hind (JUIH) menentang kegiatan Daftar Penduduk Nasional (NPR) yang akan datang. Mereka mengatakan kegiatan ini bisa menjadi ancaman besar bagi umat Islam, yang telah tinggal di negara itu selama berabad-abad.
Dilansir di indiatoday.in, Jumat (21/2) NPR akan dilakukan di seluruh negeri bersama dengan sensus rumah 2021 dari 1 April hingga 30 September 2020. Setiap penduduk India diwajibkan mendaftar di NPR.
Tujuan NPR adalah untuk membuat basis data identitas komprehensif dari setiap penduduk di negara tersebut. Presiden JUIH Maulana Syed Arshad Madani mengatakan mereka tidak memiliki masalah dengan NPR jika dilakukan dengan cara yang mirip dengan Sensus sejak 1951, tetapi sekarang sensus tersebut memiliki bentuk dan makna yang berbeda.
Madani menilai pemerintah pusat terlibat dalam politik kebencian selama beberapa tahun terakhir. “Dunia tahu pemerintah menabur benih kebencian selama delapan tahun terakhir. Kami mendapat ancaman dari petugas survei pemerintah itu karena kami tidak akan pernah mendapatkan hak kami,” katanya.
Madani mengatakan proyek NPR-NRC adalah bagian dari agenda pemerintah pusat untuk mengubah India menjadi negara Hindu.
“NPR-NRC adalah bagian dari agenda yang lebih besar untuk mengisolasi dan mengasingkan Muslim dan menjadikan India sebagai negara Hindu. Mereka ingin mempolarisasi masyarakat,” katanya.