eramuslim.com – Menjadi benua dengan negara miskin paling banyak di dunia, menjadi cambuk bagi Somalia. Negara yang berada di paling ujung Benua Afrika itu, sengaja meningkatkan akses uang elektronik.
Mengutip Global Finance, pemerintah Somalia sengaja memasifkan penggunaan uang digital atau uang elektronik karena 98 persen uang yang beredar adalah uang palsu. Sementara uang asli Somalia sudah tidak layak dipakai karena compang-camping akibat perang saudara yang menghancurkan sistem keuangan.
“Saat kami membangun kembali negara kami, kami menyadari fakta, bahwa kami beroperasi di lingkungan di mana 98 persen mata uang kami palsu,” kata Abdilahi Ali, yang mengarahkan kebijakan moneter dan peraturan Bank Sentral, dikutip merdeka.com pada Selasa (21/3).
Merujuk data Bank Dunia, 70 persen orang dewasa Somalia juga telah menggunakan layanan uang elektronik secara teratur. Bahkan secara global, sudah ada 310 layanan mobile money di 96 negara; 171 dari layanan tersebut ada di Afrika, dan 157 di Afrika sub-Sahara. Dan, hasil survei Boston Consulting Group, Kenya dan Ghana juga secara cepat telah beradaptasi terhadap pemanfaatan transaksi digital.
Dalam survei tersebut juga menyampaikan estimasi pembayaran di Afrika melalui ponsel dapat meningkat tajam dari USD3,5 miliar pada tahun 2021 menjadi USD14 juta hingga USD 20 juta di tahun 2025 nanti. Peneliti senior di African Center for Economic Transformation, Sanjeev Gupta mengatakan digitalisasi transaksi, memiliki dampak positif bagi Afrika.
“(Dengan digitalisasi) menurunkan biaya pajak administrasi dan memudahkan warga melaksanakan kewajiban mereka untuk membayar pajak,” kata Sanjeev.
Namun, Sanjeev mengingatkan kunci digitalisasi di Afrika dapat berjalan lancar yaitu ketersediaan infrastruktur, dan stabilisasi politik.
[Sumber: Merdeka]