Hal ini menujukkan Arab bakal menjadi eksportir minyak teratas karena tak setop menggenjot ekspor mereka yang semula berlaku di April, lalu ditambah lagi untuk Mei.
Total tambahan sejak mereka mengumumkan rencana tersebut kini menjadi 3,6 juta barel sehari. Angka yang sangat signifikan mengingat kondisi pasar global saat ini dan turunnya harga minyak dunia.
Harga minyak tengah menghadapi ujian. Mengutip dari Reuters, harga minyak dunia kini berada di level terendahnya sejak 2002 lalu. Merosot hampir 8%, dipicu oleh kebijakan shutdown atau lockdown beberapa negara. Di mana kebijakan ini diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Minyak Brent kini berada di level US$ 22,5 per barel atau merosot 65% dalam setahun ini. Turunnya harga minyak ini pun menghantam beberapa mata uang negara seperti rubel Rusia, peso Meksiko, dan rupiah Indonesia sampai 2%. (Cnbc)