Lembaga HAM internasional meminta pemerintah Inggris untuk tidak mengabaikan peristiwa pembantaian terhadap pendukung Ikhwanul Muslimin yang dilakukan oleh pihak militer pada bulan Agustus tahun lalu, ditengah upaya PM David Cameron meninjau kembali kebijakan pemerintah terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin.
Amnesty International mendesak Inggris untuk tidak melupakan pembantaian keji pendukung Ikhwanul Muslimin yang melakukan aksi demonstrasi damai di Medan Rabiah dan Nahdah pada 14 Agustus 2013 lalu, serta keputusan kontroversial vonis hukuman mati kepada 529 terdakwa di Mesir.
Menanggapi hal tersebut Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan “pemerintah Inggris menegaskan bahwa mereka mengecam keputusan tersebut, akan tetapi pemerintah tetap akan melanjutkan upaya peninjauan kembali kebijakan mereka kepada Ikhwanul Muslimin.”
Tarcatat berbagai keputusan kontroversial dikeluarkan selama pemerintahan interim Mesir, di bulan Maret kemarin pihak pengadilan Mesir telah menjatuhkan vonis hukuman mati kepada 529 terdakwa tanpa adanya proses pengadilan yang adil dan jujur, serta membebaskan sejumlah kroni dekat mantan Presiden Husni Mubarak dari dakwaan korupsi pada masa Presiden Mursi. (Rassd/Ram)