Majalah terkenal Amerika, Time, menyatakan bahwa bentrokan yang terjadi pada perayaan peringatan perang 06 Oktober 1973 yang ke-40, menjadi fakta penting bahwa warga Mesir kini telah terbagi dalam 2 kelompok berbeda.
Time menjelaskan bahwa golongan pertama adalah mereka yang membela kepentingan rezim militer, mereka inilah golongan warga Mesir yang merasa benci dengan keberadaan kelompok-kelompok islamis Mesir, terutama kelompok Ikhwanul Muslimin.
Dan disisi lain ada kelompok Ikhwanul Muslimin dan kelompok Anti Kudeta yang tergabung dalam Aliansi Nasional Mesir, kelompok inilah yang merasakan penderitaan pahit setelah penggulingan Presiden terpilih Muhammad Mursi, pada 3 Juli lalu.
Menurut majalah Time, permusuhan antara kedua kedua golongan telah ada bahkan sebelum pelantikan mantan Presiden Muhamad Mursi pada bulan Juni 2012 lalu, tapi keadaan ini memburuk setelah kelompok Anti Mursi mendapat sokongan militer pada 3 Juli lalu.
Majalah Time menyatakan bahwa kedua belah pihak sebenarnya pernah bersatu pada Revolusi 25 Januari yang menggulingkan pemerintahan Presiden Husni Mubarak.
Dua pemandangan berbeda telah terjadi pada perayaan 06 Oktober lalu. Di Tahrir Square, sekelompok rakyat Mesir merayakan peringatan kemenangan dengan menyanyikan lagu nasional dan melakukan pertunjukan, sementara di sisi lain sekelompok warga Mesir tengah berjuang melawan dentuman peluru dan senjata tajam aparat militer yang mengakibatkan kematian puluhan orang dan ratusan orang lainya cedera . (rassd/Zhd)