Seorang koresponden surat kabar terkemuka asal Inggris The Guardian, Patrick Kingsley, menceritakan sedikit kepribadian tersembunyi yang dimiliki oleh capres Mesir Abdel Fattah al Sisi yang tidak diketahui banyak orang.
Seperti dikutip Kingsley dari seorang pengacara terkemuka di bidang hak asasi manusia , Ahmed Saif, yang menjadi sumber berita mengatakan “pertemuan kami terjadi pertama kali pada 5 Februari 2011 lalu.”
Saat itu Sisi yang bertindak sebagai kepala interogasi aktivis revolusi 2011 mengatakan “kalian harus menghormati Hosni Mubarak dan pimpinan militer serta segera kembali ke rumah kalian dan meninggalkan Tahrir Square.”
Mendengar jawaban Ahmed Saif yang mengatakan “Mubarak adalah korup,” Sisi kemudian marah dan memerah wajahnya. “Setiap orang yang melihat wajah Sisi waktu itu tidak akan bisa menduga kalau dia (Sisi) akan kehilangan akal sehatnya akibat mendengar jawaban saya.”
“Akan tetapi Sisi tidak kehilangan akal sehatnya mendengar jawaban saya dan dapat mengontrol diri,” tambah Ahmed Saif.
Selain itu selama masa pendidikan di kuliah College of War Amerika Serikat pada tahun 2005 lalu, Sisi pernah menulis tentang “demokrasi di Timur Tengah”, yang membingungkan dalam tulisan Sisi adalah dukungan dan kritik tajam pada politik Islam di waktu yang sama. (Aljazeera/Ram)