Eramuslim ā Majalah pekanan The Economist menyebut distorsi Islam sebagai agama kekerasan adalah sebuah cara abad pertengahan untuk menyudutkan Islam yang kini coba dikembalikan oleh gerakan anti-Islam dunia.
The Economist menyatakan bahwa menditorsi Islam sebagai teroris dan musuh bersama adalah sebuah pemikiran yang menyesatkan dan berbahaya.
The Economist menambahkan bahwa berkeyakinan bahwa warga Muslim adalah sekelompok orang homogen yang berpikiran keras adalah salah, mereka adalah umat agama yang tidak mendukung aksi kekerasan dan ekstrimisme serta menyebarkan kasih sayang.
Memang sebagian umat Muslim Perancis marah akan keputusan pelarangan penggunaan cadar di tempat-tempat umum, akan tetapi para imam masjid di Perancis melarang penggunaan kekerasan untuk menentang pelarangan ini.
Insiden Charlie Hebdo pada pekan lalu mengangkat 2 perkara besar yang harus dipahami oleh setiap manusia: pertama, kebebasan berekspresi dan berpendapat apakah harus memiliki batasan yang dikenakan sama sekali atau tidak, dan yang kedua adalah diskriminasi terhadap Muslim Eropa. (Rassd/Ram)
—————–
Artikel ini bekerjasama dengan eramuslim digest :
Resensi Buku : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah , Eramuslim Digest