Teladan dari Rasulullah: Banyak Bekerja Sedikit Bicara

Eramuslim – NABI Muhammad merupakan junjungan umat Muslim untuk menggapai keselamatan dunia dan akhirat. Apapun yang beliau lakukan menjadi contoh bagi umat.

Misalnya dalam bekerja, Rasulullah tidak banyak bicara. Bahkan bermalas-malasan semasa kecil bukanlah sifatnya.

Semasa belia ia hidup dari ongkos menjadi penggembala kambing dan upah sebagai pegawai Siti Khadijah. Hidupnya juga ia baktikan untuk melayani keluarga, tetangga, dan umat.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut berlanjut sampai Nabi dewasa. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Siti Aisyah, Rasulullah SAW itu sering sekali mencuci pakaiannya sendiri, menjahit sandalnya sendiri, melakukan pekerjaan rumah sendiri. Ketika ia membangun Masjid dan rumah, Rasul memindahkan batu dengan tangannya sendiri.

Baginda Nabi Muhammad SAW sangat tidak suka menunda-nunda pekerjaan. Apa yang bisa dikerjakan hari ini sekecil apapun, ia kerjakan hari ini juga.

Menurut Baginda Nabi Muhammad SAW, ummat ini sangat dianjurkan menyegerakan beramal saleh dan bekerja dengan baik. Sebab jika menunda-nundanya maka akan sangat merugi dan penyesalanlah yang didapat.

Nabi Muhammad iselalu bertutur kata fasih dan lemah lembut. Bahkan bicaranya di ulang tiga kali supaya yang mendengarnya paham.

Rasulullah tidak banyak bicara, karena baginya banyak bicara itu bisa menyebabkan kelupaan dan kekeliruan. Beliau lebih banyak menganjurkan banyak berpikir, bukan berangan-angan. Berpikir dan berangan-angan itu berbeda. Berpikir itu memakai akal yang sehat, sedangkan berangan-angan hanya banyak berandai-andai dengan kalimat jikalau, andaikata, seumpama dan lain sebagainya, sama sekali tidak produktif.