Niat kuat untuk beribadah ke tanah suci harus disertai kemampuan ekonomi dan kekuatan fisik, akan tetapi hal itu tidak multak harus dipenuhi oleh calon jamaah haji, karena semua niat yang sudah tertanam pada diri umat manusia itu tidak akan bisa terpenuhi tanpa ada campur tangan Allah didalamnya.
Diantara jamaah yang datang melalui Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Eramuslim bersama dengan rekan lainnya sempat tertegun dan terharu ketika melihat jamaah haji asal Bojonegoro, Jawa Timur bernama Supiah (80 tahun). Wanita lanjut usia yang tidak fasih berbahasa Indonesia ini sangat bersemangat menuju tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Bahkan dengan bermodal keberanian, tekad yang kuat, dan keyakinan terhadap agama Allah, Supiah nekat berangkat sendiri tanpa ditemani oleh sanak keluarganya. Untunglah ada salah satu orang dari kloter yang bersedia mendampinginya. Seperti diketahui, Islam telah mengajarkan bahwa setiap muslim adalah bersaudara, sehingga itu semestinya yang menjadi perhatian seluruh umat Islam yang sedang berada di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.
Berbeda dengan Supiah, Lastri yang usianya sudah 70 tahun, dari Kecamatan Ngabon, Bojonegoro, Jawa Timur bisa ditemani oleh tetangga kampungnya. Dirinya mengaku tidak memiliki sanak saudara di kampungnya yang akan berangkat haji. Namun karena sejak dulu dia memimpinkan untuk berhaji. Akhirnya dirinya berhasil mengumpulkan sejumlah untuk membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji.
Dalam pantauan Eramuslim saat melihat kedatangan jamaah haji, dari segi usia memang jamaah haji Indonesia sangat variasi ada yang tua, sekali bahkan ada yang muda sekali. Akan tetapi, perbandingannya seperti masih lebih banyak yang berusia tua atau menjelang lanjut usia. Alangkah nikmatnya apabila pada usia yang masih muda dan memiliki rezeki berlebih, dimana kondisi fisik masih prima bisa meneguhkan hati untuk beribadah ketanah.(novel)