Musim haji memang membawa berkah, bukan bagi pedagang musiman yang mulai menjajakan barang dagangannya ditempat-tempat ziarah atau masjid bersejarah saja. Akan tetapi, pemilik pengusaha kateringa jamaah haji, yang setiap musim haji tiba kebanjiran order memasak karena bekerjasama dengan para pemilik perumahaan atau hotel tempat tinggal jamaah haji. Memang khusus untuk jamaah haji asal Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang tinggal di wilayah Markaziyah (perhotelan) Madinah, umumnya makanan yang mereka konsumsi tidak langsung ditangani oleh pengelolaan hotel.
Dengan alasan pihak menyewa menginginkan makanan tersebut disesuaikan dengan lidah dan cita rasa Asia, karena pengelola perumahan itu bekerja sama dengan katering lain dari luar untuk menyediakan makanan yang sesuai dengan keinginan jamaah haji dari Asia Tenggara.
Dari beberapa pengusaha katering yang ada di tanah suci, perusahaan katering yang selalu menyiapkan makanan untuk jamaah haji Indonesia, diantaranya yakni Andalus katering dan Al-Madinah katering. Kedua katering ini langsung dibawah pengawasan Feny Sumayah, wanita Indonesia asal Blora, Jawa Tengah ini memang sudah lama menggeluti usaha katering dan kerjasama dengan beberapa hotel di Arab Saudi untuk mengurusi ONH plus dan umroh.
Ia pun tetap berupaya mempertahankan kualitas gizi dan cita rasa khas, meskipun bugdet
yang diberikan oleh jamaah haji Indonesia tidak sebesar negara lainnya. Bahkan, untuk menjaga cita rasa makanan itu disisipkan para koki yang berasal dari tanah air. Misalnya, Yono pria asal Jawa Tengah ini mengaku, sudah dua tahun memasak didapur Al Madinah untuk menyiapkan makanan untuk jamaah haji Indonesia.
"Kalau musim haji lebih banyak, berbeda dengan hari biasa kalau umroh kan hanya 1200-1500 porsi saja. Untuk bumbunya disini ada yang berasal dari Indonesia, Thailand, China, dan juga negara lain ," jelasnya.
Bukan hanya Yono, masih ada koki dan tenaga lainnya yang sudah lebih dari dua bekerja di perusahaan katering di Arab Saudi. Hal ini tentunya, membawa berkah tersendiri bagi WNI yang bekerja di Arab Saudi.
Makanan yang akan dikonsumsi oleh sekitar 210 ribu jamaah haji Indonesia yang menunaikan ibadah haji setiap tahun, memang harus menjadi perhatian. Karena dengan menyuplai makanan yang sesuai dengan kebutuhan dapat menghindari jamaah haji dari gangguan kesehatan, sehingga ibadah mereka di tanah suci pun dapat berjalan lancar.(novel)