Eramuslim – Kerajaan Arab Saudi kembali berbenah. Setelah proses perluasan Masjidil Haram hampir dikatakan selesai, pemerintah Riyadh menargetkan restorasi 4 tempat bersejarah di kota Makkah dan Madinah untuk mendongkrak pemasukan dari sektor pariwisata.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Arab Saudi menjadi salah satu negara yang cukup banyak diziarahi wisatawan muslim setiap tahunnya. Ibadah umrah dan haji menjadi salah satu tujuan kedatangan umat Islam dari berbagai penjuru dunia ke Arab Saudi.
Terlebih minat kunjungan para peziarah ke sejumlah tempat bersejarah seperti Gua Hira dan Gua Tsur sangat besar saat datang ke Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji dan Umrah, yang tidak disertai dengan pengelolaan yang baik dan profesional.
Dilansir Al Arabiya, Pangeran Mohammed bin Salman dikabarkan berencana merestorasi empat lokasi bersejarah di Makkah, antara lain di Jabal Nur yang di dalamnya terdapat Gua Hira, Jabal Thawr yang di dalamnya terdapat Gua Tsur, Hudaibiyah dan jalur hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Restorasi dilakukan agar para peziarah tertarik untuk menghabiskan uangnya di museum, resor mewah, dan tempat-tempat bersejarah. Dengan adanya perbaikan tersebut, peziarah diharapkan makin banyak yang datang ke Arab Saudi.
“Semua hotel dan bangunan di sekitar masjid ini akan membawa lebih banyak keuntungan, khususnya dibidang ekonomi, Insya Allah,” kata Awad al-Arshani, Komisi Pariwisata Arab Saudi, memberi isyarat kepada pelanggannya di dalam katalognya.
Kemudian, terkait dengan beberapa restorasi lokasi sejarah di Makkah meliputi penambahan kawasan hotel, restoran, dan mal mewah di Jabal Omar yang diperkirakan total proyeknya senilai USD3.2 miliar atau sekira Rp427 triliun.
Setelah itu, adanya perbaikan di kompleks menara jam emas Abraj al-Beit senilai USD15 Miliar atau Rp 200 triliun. Yang mana, sebetulnya kompleks ini sudah selesai pada 2011 dengan tujuh menara hotel dan mal, yang sudah menjulang tinggi.
Sedang dalam pembangunan, 40 menara baru dari pengembangan Jabal Omar. Proyek ini dimulai pada 2008 dan kompleks Abraj Kudai senilai USD3,5 miliar atau Rp 467 triliun yang akan menjadi hotel terbesar di dunia dan dilengkapi dengan empat helipad di atapnya.
Sebuah bandara baru di Jeddah dan sistem kereta api Haramain berkecepatan tinggi juga akan melengkapi lokasi tersebut. Keduanya akan dibuka tahun depan. Tujuan proyek tersebut agar pengunjung antarkota di sepanjang Pantai Laut Merah dapat dilayani dengan nyaman dan berkelas.
Apakah kedepannya haji dan umrah hanya sekedar symbol semata untuk menutupi kemewahan Saudi? Wallahu ‘Alam Bishawab. (OZ/Ram)