Udara Dingin Madinah, Tantangan Jamaah Tuntaskan Arbain

Suasana Madinah sangat jauh berbeda baik dari segi geografisnya, dimana Mekkah lebih merupakan daerah perbukitan, sedangkan Madinah dataran yang dikelilingi oleh bukit (jabal). Bukan hanya itu, memasuki pertengah bulan Desember ini jamaah haji Indonesia yang sebelumnya melakukan aktivitas ibadah di Mekkah, tentunya bisa merasakan suasana udara yang berbeda ketika masuk ke kota nabi ini.

Kota tempat hijrah Rasulullah SAW Madinah mulai memasuki musim dingin, untuk pagi hari temperatur udara antara 14 derajat celcius, sedangkan pada siang hari temperatur udara berkisar 23 derajat celcius. Sementara suhu udara maksimal hanya mencapai 26 derajat celcius, dan suhu udara minimal 13 derajat celsius. Dengan kelembaban mencapai 36 persen untuk pagi hari, dan 13 persen pada siang hari. Perubahan suhu ekstrim yang tentu akan dirasakan jamaah haji yang semula tinggal di Mekkah, dengan suhu udara panas mencapai 34 derajat celsius.

Terpaan dinginnya udara kota Madinah ini, menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh jamaah haji gelombang kedua yang sedang melakukan ibadah sunnah Arbain atau sholat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi. Apalagi setelah prosesi Arafah, Minna, dan Muzdalifah (Armina) tidak sedikit jamaah haji yang terkena flu dan batuk. Hanya dengan tekad yang kuat sajalah, jamaah haji dapat melawan udara dinginnya Madinah, sehingga pada akhirnya dapat sukses melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW berbunyi, "Allah akan menyayangi orang-orang yang tabah menghadapi dinginnya Madinah". Maka sangatlah tepat, apabila jamaah kembali memupuk tekad dan kesabaran dalam menghadapi perubahan cuaca dari panas terik menuju ke cuaca yang dingin. Disamping, tentunya jamaah haji bisa menyesuaikan pakaian yang tebal, ketika hendak berangkat ke masjid pada waktu Subuh, dan malam hari.

Jamaah haji asal kloter 10 Balikpapan, Suharsono yang tiba pada pukul 04.00 pagi, langsung memulai sholat Subuh di Masjid Nabawi, mengakui sedikit kaget dengan perbedaan suhu dari panas, berubah menjadi dingin.

"Udaranya lebih enak di Mekkah, disini dingin, kulit jadi pada kering," ujarnya ditemui saat akan melaksanakan sholat ke Masjid Nabawi. Bukan hanya Suharsono, jamaah lainnya yang berada di sektor II itu mengaku kedinginan saat tiba di kota Madinah Al Munawarah.

Meski demikian, jamaah haji yang berada di wilayah non Markaziyah itu tetap bersemangat untuk menyelesaikan rangkaian ibadah sholat Arbain di Masjid Nabawi. Tampak diantara mereka sudah menggunakan baju hangat untuk melindungi tubuh dari udara dingin. (novel)