Pelaksanaan haji tidak akan sukses tanpa ada bantuan dari berbagai pihak salah satunya tenaga juru masak musiman yang melayani petugas haji untuk mencukupi menu makanan yang disesuaikan cita rasa Indonesia di Daerah Kerja Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Menu yang mereka biasa sajikan misalnya ayam goreng, balado ayam sayur sop, lodeh dan sebagainya. Makanan yang bergizi memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan stamina yang prima bagi petugas untuk melayani jamaah haji Indonesia di tanah suci.
"Untuk menjadi juru masak musiman, kita harus mempunyai identitas yang jelas, mereka juga harus mempunyai keahlian memasak. Kalau kerjanya bagu kami bisa dipilih langsung untuk musim haji berikutnya," kata Ayuni, Juru Masak Musiman di Daerah Kerja Madinah.
Menjadi seorang juru masak musim ini setidaknya memang menjadi harapan sebagian orang ditengah himpitan beban ekonomi, akibat berkurangnya lapangan pekerjaan di tanah air. Penghasilan yang diperoleh cukup lumayan seharinya mereka bisa menndapatkan 100 riyal atau sekitar 300 ribu rupiah.
Para juru masak musiman yang umumnya wanita itu, setiap harinya telihat sangat gesit dan disiplin menyiapkan makanan yang disajikan setiap tiga kali sehari. Juru masak musiman ini hanya dipekerjakan pada saat musim haji. Untuk menjadi juru masak musiman ini, mereka harus memberikan lamaran resmi termasuk paspor tinggal legal di Arab Saudi.
Bukan hanya tenaga musiman, menjelang pelaksanaan ibadah haji atau tepat pada sebelum Ramadhan tenaga kerja Indonesia (TKI) sudah mulai banyak berdatangan ke Arab Saudi, diantara mereka menjadi tenaga kebersihan di Masjid Nabawi. Nur Azizah (19 tahun) wanita asal Cianjur Jawa Barat mengaku sudah dua bulan bekerja sebagai cleaning service di masjid Nabawi.
"Gimana betah gak disini? Ya betah sih. Tinggal dimana? Kita ditempatkan di Asrama yang gak jauh dari sini," ujar wanita berkulit kuning langsat yang berbusana hitam, menyesuaikan dengan wanita Arab pada umumnya.
Dituturkannya, sebelum Ramadhan ada sekitar 400 TKI yang dipekerjakan ke Arab Saudi. Cerita buruk tentang nasib TKI diluar negeri, ternyata tidak menyulutkan mereka yang hendak bekerja ke luar negeri, termasuk Arab Saudi.
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Masjid Nabawi Madinah, ternyata cukup banyak, dari 1000 orang petugas kebersihan, 200 orang diantaranya berasal dari Indonesia. Ketika bertugas, petugas kebersihan itu mengenakan seragam biru untuk pria, dan wanitanya mengenakan pakaian krem atau pada hari tertentu menggunakan warna hitam. Keberadaannya selalu siaga mengelilingi dalam masjid Nabawi memperhatikan sampah yang masih berserakan.