Jamaah haji gelombang kedua yang akan berangkat ke Madinah mungkin sudah memiliki pengalaman ketika menjalankan prosesi ibadah di Mekkah.
Meski di Madinah tidak serumit di Mekkah, setiap jamaah yang baru menginjakan kaki di kota Nabi itu pasti membutuhkan petunjuk yang jelas tentang situasi dan kondisi kota Madinah, untuk mengurangi jumlah jamaah haji yang tersesat jalan.
Di Madinah jamaah akan ditempatkan di lima sektor, masing-masing sektor tentunya mempunyai ciri khas dan kebiasaan untuk memberikan pelayanan terhadap jamaah haji. Di sektor V Madinah misalnya, walaupun berada di wilayah non Markaziyah (bukan hotel), jamaah haji mendapatkan sambutan dan pelayanan yang agak istimewa dibanding tempat lainnya.
Jamaah haji yang baru tiba di Madinah diberi welcome drinks oleh pihak muassasah, sebelum turun dari bus disambut hangat oleh beberapa orang petugas penyambutan. Selain memberikan ucapan selamat datang kepada para jamaah haji gelombang dua yang baru saja tiba di kota Madinah Al Munawarah, jamaah haji juga diberikan pengarahan agar senatiasa berhemat dalam penggunaan air, selalu menggunakan pakaian hangat, sarung tangan, dan masker saat akan keluar rumah.
"Mengingat suhu udara di Madinah sedang dingin, kami ingatkan bapak dan ibu agar selalu menggunakan pakaian tebal, sarung tangan, dan masker saat akan keluar rumah. Dan apabila akan beribadah ke Masjid Nabawi hendaknya pergi secara berombongan," jelas salah satu petugas penyambutan Amirah Zatil Nadrah saat menerima kedatangan jamaah haji kloter 27 Ujung Pandang.
Selain itu, Jamaah haji juga diingatkan agar tidak berbelanja berlebihan yang dapat menambah bobot barang bawaan, dimana jamaah haji hanya diperkenankan untuk membawa koper maksimal berat 32 kilogram, sedang barang tentengan hanya maksimal 7 kilogram.
Diakui oleh Kasektor V Khairunnas, satu jam sebelum jamaah haji tiba di Madinah, petugas yang berjumlah 5 orang standby dibeberapa perumahan yang akan ditempati jamaah di wilayah syuhada Madinah.
"Petugas melakukan pengecekan rumah dengan menghubungi pihak muassasah, mengecek kamar-kamar, dan menunggu jamaah untuk penyambutan jamaah," jelasnya.
Pengarahan terhadap jamaah haji setiap tiba ditempat yang berbeda, misalnya dari Mekkah ke Madinah atau sebalik sangat perlu dilakukan. Mengingat banyak sekali jamaah yang karena kurang pengarahan dan tidak paham dengan lokasi akhirnya tersesat jalan. Jumlah jamaah yang tersesat jalan di Madinah untuk gelombang satu mencapai ribuan orang, jumlah tersebut pada saat gelombang kedua dirasakan oleh para petugas sudah mulai berkurang.
Dalam Jamaah haji gelombang kedua sejak Selasa (16/12) secara berangsur mulai mengisi perumahan di wilayah Markaziyah dan non Markaziyah, hingga Senin (22/12) sudah 103 kloter dari 254 kloter yang masuk ke Madinah.(novel)