Jamaah haji Indonesia yang tiba di Madinah Al Muawarah pada Rabu (5/11), saat ini sudah mulai menempati pemondokan, jamaah yang tiba pada pekan pertama gelombang satu yang melalui Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz sebagian besar menempati wilayah markaziyah atau perhotelan. Mereka yang menempati kawasan hotel yang berjarak sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi marasa senang karena mendapatkan fasilitas yang nyaman. Hal itu diungkapkan oleh John Indra jamaah haji kloter I Batam, Kepulauan RI yang menempati lantai 5 Hotel Al-Fayroz Madinah.
"Kita nginap di hotel sudah kayak turis saja, padahal kita disini mau ibadah. Alhamdulillah lokasiknya sangat nyaman dan bagus. Pokoknya gak kalah juga dengan ONH plus, kita juga di hotel," ungkapnya sambil membenahi barang-barang bawaannya.
Ketika disinggung mengenai cuaca yang dingin di Madinah, John Indra mengungkapkan, udara seperti ini bisa meningkatkan nafsu makannya, yang memang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan rangkaian ibadah di tanah suci, terutama Madinah.
"Ya kita sangat menikmati bisa jalan-jalan disekitar Masjid. Kita pun harus mensyukurinya sudah tiba disini," ujarnya.
Meskipun awalnya, John menceritakan Ketua Rombongan dan Ketua Regu sangat sulit mengatur karena jumlah yang masuk hotel secara bersamaan sekitar 450 orang, sehingga sulit untuk mengatur pembagian koper dan tas yang jumlah sangat banyak dan besar-besar.
Ketika ditanya apakah kesulitan itu karena kekurangan petugas, John menjawab, sebenarnya petugas sudah maksimal, namun karena jumlah yang banyak tadi sehingga agak kesulitan untuk mengatur pemberian koper. Akan tetapi, semua dapat teratasi dan jamaah bisa langsung menuju kamar-kamarnya untuk beristirahat.
Senada dengan itu, jamaah haji asal Demak, Jawa Tengah Ahmad Dimyati yang berangkat bersama dengan 5 anggota keluarganya itu merasa gembira bisa menempati perumahan yang terbilang cukup mewah didekat Masjid Nabawi.
"Semua beres, katering cukup, tempat tinggal dan tempat tidur enak, dekat dengan Masjid. Saya bisa langsung Arabain saat ini juga," ujarnya yang ditempatkan di Hotel Durat Andalus.
Kesibukan di perumahan yang akan ditempati oleh jamaah haji di wilayah Markaziyah itu sangat tampak sekali, jamaah sangat sibuk mencari kamar-kamar yang akan ditempatinya. Setelah menerima koper dan tas bawaan, mereka harus mengurus sendiri perlengkapan yang dibawanya.
Petugas haji untuk sementara sengaja mencampur kelompok laki-laki dan perempuan dalam satu kamar untuk memudahkan koordinasi dengan pimpinan rombongan. Kemarin, jamaah haji asal Ibukota Jakarta mulai masuk Madinah, kedatangan mereka sempat diwarnai insiden kecil ketika salah seorang dari mereka panik mendapati tas bawaanya tertukar dengan orang lain. Akan tetapi hal itu segera ditangani oleh petugas kloter dan petugas haji di bandara, dengan meyakinkan wanita asal Kebon Jeruk Ropiah bahwa tas yang tertukar itu akan segera ditemukan setelah sampai dipemondokan.
Di hari kedua jamaah kloter pertama di Madinah, jamaah Indonesia sudah meramaikan pusat perbelanjaan dan bersama dengan jamaah asal negara lain mengantri untuk menukar uang ke pecahan riyal. Jamaah haji asal Indonesia memang ditunggu para pedagang, selain mereka selalu datang dalam jumlah besar sepanjang tahun, kebanyakan jamaah Indonesia terutama kaum perempuan dikenal memang senang berbelanja. Padahal sejak awal, sudah diingat agar tidak menghamburkan uang untuk belanja, akan tetapi uang yang ada digunakan untuk membeli makanan untuk menjaga kesehatan.Tapi apalah sebuah peringatan dan imbau, ketika sudah melihat toko-toko yang berada dilantai dasar hotel itu, seperti terkena magnet mereka pun langsung tertarik untuk datang dan berbelanja.(novel)