Jamaah haji Indonesia yang akan pulang ke tanah air harus tetap menggunakan koper dan tas tentengan yang seragam berlogo Garuda Indonesia, dengan ketentuan berat maksimal untuk koper 32 kilogram tidak lebih.
"Kalau ada bagasi atau koper yang lebih dari itu, atau bukan koper Garuda yang kita berikan pada jamaah itu akan kita sortir. Kita tidak akan angkut karena masalahnya sudah prosedur yang sudah disosialisasikan pada jamaah," kata Koordinator Pemeriksaan Bagasi Syarifuddin Lewa, di Jeddah.
Menurutnya, petugas yang berada di asrama haji Madinatul Hujjaj menerima koper-koper jamaah yang akan masuk ke bagasi untuk disortir, sekitar 30 jam sebelum keberangkatan jamaah ke tanah air.
"Kalau isinya tidak sesuai, disini semua kita lihat dari isi dan jumlah maksimalnya 32 KG. Artinya disini kan kita laksanakan X-Ray artinya kalau ada bahan berbahaya kita lihat, kalau ada barang berbahaya akan kita cek, kita buka sama-sama disaksikan dengan pihak ketiga," kata Syarifuddin.
Ia menegaskan, pihaknya tidak memberikan toleransi terhadap barang bawaan jamaah yang melebihi kapasitasnya telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk keselamatan penerbangan.
"Kami tidak punya toleransi, karena kita disini juga memberikan zam-zam, bersamaan dengan bagasi kita kirim sejumlah lima liter, disini kan ada ekstra weigth yang kita berikan untuk pesawat kita," jelasnya.
Karena itu, Syarifuddin menyarankan agar jamaah haji yang akan pulang ke tanah air agar memprioritaskan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan, bukannya barang-barang bekas yang sudah tidak bermanfaat lagi, atau barang yang membahayakan penerbangan.
Berdasarkan pemantauan Eramuslim ditempat penimbangan barang di Madinatul Hujjaj, Jeddah tampak menggunung barang-barang milik jamaah haji Indonesia yang tidak lolos sortir, karena disamping melebihi kapasitas. Terdapat diantaranya, barang-barang yang dapat membahayakan penerbangan diantaranya minyak tanah sisa dikonsumsi.
Ditemui terpisah, Jamaah haji asal Demak, Haryanto sangat menyayangkan adanya pembatasan barang bawaan tentengan jamaah, yang hanya mendapat jatah berat maksimal 7 kilogram.
"Ada yang kurang menggembirakan jamaah haji secara menyeluruh bahwa jamaah haji tidak bisa berbelanja sesukanya, dalam arti sangat keterbatasan barang-barang yang akan dibawa pulang," ujarnya.
Beberapa barang tentengan jamaah yang melebihi kapasitas atau diluar tas seragam tampak ditahan oleh petugas pengecekan barang di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Hal ini tentunya tidak serta merta diterima oleh jamaah haji, banyak diantaranya yang berusaha keras untuk tetap membawanya kedalam ruang boarding pass, namun petugas berhasil mencegahnya.(novel)