Perbedaan suhu yang sangat ekstrim di tanah suci, dan aktivitas ibadah yang padat terkadang membuat jamaah haji kurang memperhatikan kesehatannya. Sehingga akhirnya mudah terserang penyakit. Umumnya jamaah haji kita terkena gangguan pernafasan. Untuk menekan antisipasi tingginya kematian jamaah haji di tanah suci akibat terserang sesak nafas, tim kesehatan mempersiapkan ventilator (alat bantu pernafasan) yang disesuaikan dengan standar kedokteran.
Disamping itu, untuk tahun ini disediakan 71 buah tempat tidur standar perawatan bagi pasien yang telah didistribusikan ke beberapa sektor. Laboratorium sederhana, rekam jantung dan alat pancu jantung juga telah selesai didistribusikan ke masing-masing sektor di Daerah Kerja Madinah.
"Kalau tahun dulu hanya tempat tidak biasa saja, tapi sekarang sudah lebih canggih, ventilator itu baru ada tahun ini," kata Wakader Pelayanan Kesehatan Madinah dr. Bermawi Syahdjam, Spp, di Kantor Media Center Madinah, Senin malam.
Menurutnya, pelayanan kesehatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) itu hanyalah bersifat sementara, apabila penanganan maksimal sudah dilaksanakan akan tetapi keadaannya masih tetap mengkhawatirkan akan dirujuk kelima rumah sakit di Arab Saudi, antaranya, rumah sakit King Fath, rumah sakit Anshar, rumah sakit Uhud dan sebagainya.
Sementara itu, Kadaker Madinah Ahmad Kartono menyatakan bahwa persiapan penerimaan jamaah haji yang melalui Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah sudah mencapai 99 persen. Dimana semua peralatan sudah didistribusi ke masing-masing sektor.
"Saya baru dari beberapa sektor untuk memastikan agar tanggal 5 November sudah siap, ready for use. Saya sudah berkeliling dari sektor satu, dua dan tiga, dari segi kesiapan rumah, Alhamdulillah, rumah, kesiapan majmuahnya dan katering untuk Madinah ini sudah lebih siap," katanya saat memantau kesiapan pelayanan jamaah haji, di Sektor Dua dan Tiga Madinah.
Meski semua kesiapan sudah selesai didistribusikan ke masing-masing sektor, Kartono menginginkan adanya tambahan satu kendaraan operasional di setiap sektor, karena saat ini baru ada dua kendaraan, yaitu, satu carry dan satu ambulans.
"Kita inginnya ada tambahan satu lagi, kalau carry untuk mengangkut penumpang, dan jamaah sesat, idealnya ada dua carry disetiap sektor. Tapi seandainya tidak bisa solusinya masing-masing sektor ada dua motor untuk kecepatan pelayanan bagi jamaah," jelasnya. (novel)