Meski sudah disiapkan 600 bus yang beroperasi setiap hari untuk mengantarkan jamaah haji pulang pergi dari Masjidil Haram ke pemondokan, masih banyak saja jamaah yang mengalami kesulitan untuk mencari bus yang akan ditumpanginya. Jarak pemondokan saat ini memang menjadi kendala bagi jamaah haji Indonesia, dan untuk melayani transportasi jamaah di Mekkah yang jarak pemondokannya bisa mencapai 10 KM disiapkan tiga terminal bus, yakni terminal A, B, dan C yang meliputi beberapa sektor pemondokan.
Untuk mempermudah rute perjalanan itu, setiap jamaah dibekali oleh petugas dengan kartu petunjuk nomor bus, dan tujuan ke pemondokannya. Namun, disamping itu jamaah juga harus menghafal rute dan tempat naik turun bus yang ditumpanginya. Dengan begitu, jamaah tidak akan terhambat perjalanan untuk pulang pergi ke Masjidil Haram.
Berdasarkan pengamatan Eramuslim, jamaah asal Indonesia masih kebingungan saat hendak naik dan menunggu bus. Hal ini terjadi karena kurangnya petugas lapangan yang memberi petunjuk nomor dan posisi bus kepada jamaah.
"Ya masih bingung karena, dimana kalau menunggu mobil bus, saya ini baru pulang dari Masjidil Haram. Kayaknya datangnya masih belum beraturan," ujar Jamaah haji asal kloter 10 Lombok Timur yang masih harus menghafal situasi Mekkah yang sudah mulai diwarnai kemacetan lalu lintas menjelang puncak haji.
Bus yang dikerahkan untuk melayani jamaah haji Indonesia ini dikemudikan sebagian besar bangsa Arab, namun terlihat ada beberapa orang yang merupakan warga Indonesia yang bermukim di Arab Saudi.
Kepala Daerah Kerja Mekkah berupaya menambah jumlah supir bus, antar jemput jamaah haji Indonesia dari Masjidil Harram ke Pemondokan. Karena, dengan adanya penambahan jumlah sopir,dari satu bus menjadi dua orang sopir dapat memperlancar kegiatan antar jemput jamaah. Karena apabila bus hanya memiliki satu orang sopir, saat sopir beristirahat bus tidak dapat dioperasikan. Membuat para jamaah harus menunggu lama di terminal Bus yang sudah disiapkan.
Zaenal Abidin Supi menjelaskan, setiap harinya sopir yang ada saat ini, rata-rata dapat istirahat antara 3 hingga 4 jam. Daker Mekkah sudah meminta kepada pihak pengelola Bus yakni Ummul Quro, untuk menyiapkan satu orang dari Ummul Quro guna ditempatkan di setiap pos pemberhentian Bus."Terdapat sopir-sopir yang bandel dapat diambil tindakan," kata Supi.
Ia berharap nantinya petugas dari Ummul Quro dapat mengendalikan dan pengawasi operasional Bus. Dan bila diketahui terdapat sopir yang tidak melaksanakan tugas sebagai mana mestinya untuk selanjutnya diambil tindakan oleh pihak Ummul Quro.
Selama operasional Bus angkutan jamaah calon haji Indonesia, para sopir yang dipekerjakan Ummul Quro saat ditegur petugas dari Indonesia tidak mengindahkan. (novel)