Puncak haji yang ditandai dengan pelaksanaan wukuf di Arafah, dan rangkaian ibadah di tanah suci Mekkah akan mulai dua pekan lagi, namun sebagian jamaah haji dari berbagai negara-negara dunia, termasuk dari Indonesia mulai memadati Masjidil Haram. Meski jamaah sudah mulai memadati Masjidil Haram, pembangunan perluasan disekitar Masjidil Haram tetap dilaksanakan tak terhenti. Kondisi menyebab jamaah yang hendak beribadah di Masjidil
Haram harus rela bergumul dengan debu dan alat-alat berat yang masih berada di sekitar masjid.
Untuk mensiasati kondisi seperti ini, jamaah haji Indonesia sebaiknya senantiasa
menggunakan masker untuk menahan banyaknya debu disekitar masjidil haram. Dan pantauan
Eramuslim, sebagian besar jamaah Indonesia sadar akan kegunaan masker untuk melindungi
dari debu-debu. Puncak haji atau Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina) merupakan saat terberat pelaksanaan haji, karena itu jamaah mesti mempersiapkan kondisi secara prima. Oleh karena itu, jamaah haji Indonesia diminta mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah pada pelaksanaan puncak haji.Proses puncak haji Armina diperkirakan kuat akan dimulai pada tanggal 7 Desember mendatang.
"Kami harapkan para jamaah benar-benar bisa menjaga kesehatannya mulai sekarang. Upayakan untuk selalu cukup beristirahat," papar Wakil Kepala Daerah Kerja Mekah Dr. Zainuswir Zainoen, di Daerah Mekkah, Senin (24/11).
Untuk meningkatkan stamina, Ia pun menyarankan agar jamaah selalu mengkonsumsi buah-buahan dan memperbanyak minum air sekalipun tidak haus untuk menggantikan energi yang hilang.
Sementara bagi jamaah haji yang memiliki penyakit tertentu dan sudah membawa obat-obatan dari tanah air, Zainuswir meminta agar obat-obatan tertentu tersebut diminum sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter yang bersangkutan, atau bisa juga dikonsultasikan kepada dokter di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
Menjelang puncak haji nanti, Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah mengantisipasi segala kemungkinan. Termasuk soal petugas yang akan mensafari wukufkan jamaah yang tidak memungkinkan untuk melakukan wukuf sendiri. Akan tetapi untuk pelaksanaannya, pasien yang akan disafariwukufkan kemungkinan besar hanya di Arafah saja tidak ke Muzdalifah dan mabit di Mina karena akan sangat beresiko. Disamping itu, syarat sah haji hanyalah wukuf di Arafah.(novel)