Atas petunjuk dan bimbingan Allah, Nabi Muhammad SAW mendirikan Masjid Quba bersama para sahabat. Peristiwa ini dijelaskan dalam Alquran Surat At-Taubah 108. Ayat ini menyiratkan bahwa Masjid Quba didirikan sebagai benteng orang-orang bertakwa dan mensucikan diri. Sekaligus penegasan larangan kaum muslimin untuk salat di masjid gharar.
“Hikmahnya bagi jemaah haji, jika kembali ke Tanah Air setelah ziarah ke Masjid Quba saat ceramah di tempat ibadah janganlah memiliki tujuan adu domba, provokatif, atau menyebarkan berita yang tidak benar di masjid,” ujar Oman.
Sementara dari sisi rihlah atau perjalanan, umat Islam di Nusantara sejak abad 17 sudah memaknai haji sebagai salah satu rihlah ilmiah. Mereka datang ke Tanah Suci awalnya berniat untuk haji, tapi kenyataannya mereka mukim di Mekah hingga bertahun-tahun, karena sekalian menimba ilmu.
“Untuk kondisi saat ini dapat dimaknai sebagai rihlah ruhaniah atau perjalanan penuh ruhani dengan mengambil hikmah sejarah perjalanan Rasulullah SAW dalam berjuang menegakkan Islam,” ungkapnya. (Vv)