Madinah yang dikenal sebagai kota nabi itu memang menyimpan sejumlah tempat dan masjid bersejarah, meski Arab Saudi tidak memasukan Masjid Qiblatain daftar masjid yang wajib dikunjungi dalam rangkaian ibadah di tanah suci Madinah, namun masjid dengan dua kiblat ini tidak pernah sepi dari kunjungan jamaah haji selama musim haji, termasuk jamaah haji asal Indonesia.
Antusias jamaah haji untuk mengunjungi masjid ini untuk mengenang kembali proses pernyebaran Islam pada zaman Rasulullah Muhammad SAW juga untuk menyaksikan keunikan masjid dengan kiblat, yaitu satu kearah Al Quds, Yerusalem, dan satu lagi ke arah Baitullah, Mekkah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 96, bahwa "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, Baitullah yang di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia".
Pada awalnya kiblat (arah sholat) untuk semua Nabi adalah Baitullah di Mekkah yang dibangun pada masa Nabi Adam AS, kemudian Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS mengikuti kiblat ini, dan selanjutnya Al Quds juga ditetapkan sebagai kiblat untuk sebagian dari para Nabi. Para Nabi ini ketika shalat didalam Al-Quds, biasa menghadap pada arah sedemikian rupa, sehingga kedua-duanya baik Al-Quds dan Baitullah di Mekkah berada dihadapan beliau.
Seperti disebutkan dalam hadist Bukhari, Nabi Muhammad SAW melakukan sholat di Madinah menghadap ke Al Quds untuk enam belas hari atau tujuh belas bulan. Beliau secara totla patuh kepada perintah Allah SWT, bagaimana pun menginginkan kiblat yang sama dengan Nabi Adam AS dan Ibrahim AS. Permohonan Nabi Muhammad SAW pun dikabulkan Allah, Rasulullah menerima wahyu, yang mengisyaratkan agar memalingkan wajah ke arah Masjidil Haram.
Masjid ini terletak sekitar 7 kilometer dari Masjib Nabawi di Madinah. Pada saat musim Haji seperti saat ini Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat favorit yang dikunjungi jamaah calon Haji dari berbagai negara, termasuk jamaah asal Indonesia menunggu datangnya puncak pelaksanaan ibadah haji. Hal itu disampaikan oleh Salah satu jamaah haji Hoesnan Amir yang, mengaku sudah sering membawa rombongan jamaah haji Indonesia untuk melihat keagungan masjid Qiblatain.
"Disini banyak bisa kita ambil hikmah, menambah wawasan pengalaman dari pendahulu kita, disamping mendapatkan ibrah dari rangkaian ziarah-ziarah yang telah dilakukan. Karenakan jamaah tidak mungkin setahun sekali datang ke Madinah, apabila ada kesempatan untuk berziarah alangkah baiknya kalau bisa berkunjung ke masjid ini," ungkapnya.
Tak apabila Masjid Qiblatain selalu dipenuhi jamaah setiap harinya. Selain untuk menunaikan sholat juga untuk melihat langsung keunikan dan keindahan Masjid ini. (novel)