Ketelitian, satu kata yang pantas menjadi kata kunci untuk para pekerja di Percetakan Al Quran di Kompleks Malik Fahd, Madinah. Sebelum dilepas ke pasar, ternyata Al Quran yang berasal dari percetakan di Madinah harus melalui proses yang tidak sesederhana yang dibayangkan.
Sebelum dicetak pada media yang kertas cetak sebenarnya, para kaligrafer menorehkan tulisan-tulisan huruf Al Quran tanpa titik dan baris diatas kertas transparan. Kemudian hasil tulisan para kaligrafer itu langsung dikirimkan ke ulama-ulama untuk dilakukan pemeriksaan secara mendetail dan teliti. Setelah melakukan pemeriksaan, tim yang terdiri dari ulama-ulama besar itu langsung menemui penulisnya.
"Kalau ada kesalahan sekecil apapun terhadap tulisan ini akan langsung diperbaiki didepan panitia ulama," jelas Salah satu staf bagian Humas Kompleks Malik Fahd yang diterjemahkan oleh salah satu Tenaga Musiman Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Susetyo Hadi.
Menurutnya, apabila sudah benar maka akan dilanjutkan dengan tahapan berikutnya, yakni memberikan titik untuk huruf-huruf tertentu, pada halaman yang ada, selanjutnya kembali dikirimkan ke panitia untuk diteliti kebenarannya. Apabila sudah benar, selanjutnya tahapan ketiga diberikan baris-barisnya, berikutnya memberikan tanda-tanda wakaf. Serta tahapan kelima akan memberikan nomor-nomor ayat, dan halaman.
"Kalau ada kesalahan sekecil apapun, ada titik yang lebih misalnya siin, sekecil apapun pasti akan dikembalikan. Dan yang salah-salah tadi akan dikirim ketempat pemusnahan. Begitu juga hasil yang catat, benang tidak rapat, atau kertas berlebih, melipat, langsung dimusnahkan," jelasnya.
Setelah melihat proses pembuatan Al Quran di percetakan itu yang begitu detail dan telitinya. Eramuslim bersama Tim Media Center Haji (MCH) yang berkunjung ke Kompleks Percetakan Al Quran Malik Fahd sangat kagum dengan ketelitian dan terjaganya kualitas Al Quran yang diproduksi Arab Saudi.
Bahkan sebelum kunjungan ke percetakan Al Quran, Direktur Hubungan Masyarakat `Kompleks Malik Fahd` Syeikh Sholeh Husaini berpesan kepada wartawan agar selalu berada digarda terdepan dan memiliki tangung jawab yang besar untuk menyebarkan saqofah Al Quran ke masyarakat.
Kedatangan sebelas anggota MCH ke percetakan Al Quran di Madinah, seperti layaknya delegasi perwakilan kedutaaan besar yang karena dibekali dengan surat resmi berkop Misi Haji Indonesia. Kedatangan itu tim MCH disambut hangat oleh staf Humas Kompleks Percetakan Al Quran. Hal yang tidak diduga dalam kunjungan itu, Eramuslim yang merupakan wartawan perempuan satu-satunya dengan izin Allah pun bisa menjajakan kaki ke dalam kantor dan ruang percetakan Al Quran, padahal tidak satupun perempuan yang bisa masuk ke dalam hanya bertahan di gerbang kemudian dihalau petugas keluar.
Setelah diperkenankan masuk ke dalam kompleks Percetakan Al Quran, tim MCH dikumpulkan dilobi besar untuk menyaksikan film yang menceritakan sejarah Al Quran yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW, dan juga proses pembuatan Al Quran dalam berbagai versi. Tim MCH pun disuguhkan minum khas Arab Dahwah Turki, dengan cita rasa dedaunan yang mengejutkan lidah. Pemerintah Arab Saudi memang berbeda dengan Indonesia, menetapkan prosedur yang sangat ketat untuk mengakses tempat-tempat tertentu, terutama perkantoran. Oleh karena itu, sangatlah bersyukur apabila dapat berhasil masuk ke tempat khusus di Arab Saudi. (novel)