Kesabaran di Tanah Suci Merupakan Pendukung Ibadah

Sabar merupakan kata yang bukan hanya dapat diucapkan, akan tetapi mesti tertanam dalam hati setiap jamaah haji yang berada di tanah suci. Banyak jumlah jamaah, bukan hanya dari tanah air saja menuntut setiap jamaah haji meski bersabar setiap hendak melakukan aktivitas. Apalagi yang berhubungan dengan ibadah. Tidak hanya itu, untuk hal-hal yang sekecil apapun jamaah harus membiasakan diri untuk bersabar.

Hampir setiap hari, ratusan jamaah haji Indonesia ketika berada di Madinah, saat pulang ke pemondokan yang berada di wilayah Markaziyah seusai sholat wajib di Masjid Nabawi selalui berdesak-desakan dilit yang kondisinya sangat kecil dan terbatas kapasitasnya. Setiap jamaah yang akan masuk ke dalam lift terpaksa antri hingga tiga puluh menit untuk sampai kekamar mereka.

Terkadang, jamaah tidak menghiraukan kapasitas maksimal dari lift tersebut, mereka pun berusaha naik dengan berebutan, sehingga tak heran suasana hiruk pikuk itu selalu mewarnai suasana di pemondokan.

Petuga pemondokan pun sempat kewalahan mengatur jamaah haji agar tidak terjepit dipintu lift yang tertutup secara otomatis dalam waktu beberapa menit.

Akan tetapi dari sekian banyak jamaah yang menempati pemondokan itu, terkadang ada juga yang memang terlihat santai duduk dilobi dan tidak terpengaruh untuk ikut-ikutan berebut lift. Karena mereka menganggap perlu kesabaran untuk antri naik ke kamar yang mereka tempati.

"Ya memang kondisi seperti ini, kita harus sabarlah. Gak usah ikut-ikutan berebutan. Nanti juga pasti kebagian," kata Sarni, jamaah haji asal Solo, Jawa Tengah.

Namun ada juga jamaah terlihat berinisiatif untuk melalui tangga untuk menuju kamar-kamar mereka, karena merasa lama menunggu antrian masuk lift tanpa harus berebutan dengan jamaah lainnya.(novel)