Makanan katering yang tak layak dikonsumsi kembali menyebabkan jamaah haji terserang diare, puluhan jemaah haji dari kloter 44 JKG asal lampung, sejak Selasa pagi terserang diare. Jamaah haji yang menempati lantai 11 hotel Jawharat Alasema mulai merasakan mual, melilit perutnya dan terkena diare mengkonsumsi nasi dari perusahaan katering Al Amoudi. Peristiwa serupa ini sudah terjadi yang kedua kalinya di Madinah, setelah pada gelombang pertama lalu, dimana puluhan jamaah haji juga menderita diare yang diduga karena katering Al Ikhwan tidak higienis.
Setidaknya 33 jamaah haji kloter 44 asal Lampung melapor telah menderita diare, termasuk menimpa salah seorang petugas kesehatan kloter. Penyakit yang mereka alami akibat mengkonsumsi makanan katering yang telah basi. Padahal jamaah haji yang tinggal di wilayah Markaziyah Madinah mengaku mengkonsumsi makanan yang ada tidak melebihi batas waktu yang tertera dalam bungkus makanan.
Meski sudah terkena diare, malam harinya perusahaan katering tersebut masih mengedarkan makanan yang tak layak dengan sayur basi. Padahal dalam label pihak katering mencatumkan kalimat "Sebaiknya dimakan sebelum jam 24, namun pada saat dibagikan usai sholat Magrib makanan sudah tidak layak komsumsi. "Bagaimana kami mau makan, orang sayurnya berlendir", ujar Iskandar dari rombongan 4.
Ketua rombongan 6 kloter 44 JKG Junaedi mengatakan, melihat indikasi ketidakberesan makanan katering, dirinya segera melarang jamaahnya untuk tidak memakan nasi yang kuah lauknya sudah berbuih. "Kami menduga jamaah kami mencret setelah makan sayur katering, sehingga kami himbau untuk tidak dikomsumsi lebih dahulu," ujarnya.
Melihat ada gejala yang kurang beres, dokter kloter melapor ke petugas kesehatan sektor, yang diteruskan ke Daker Madinah. Dokter kloter maupun sektor beserta para medis langsung melakukan pemeriksaan kepada para jemaah yang mengalami gejala mual dan buang air besar, serta melakukan pencegahan dini sehingga jumlah penderita tidak bertambah banyak.
Jamah haji berharap kejadian ini segera ditindaklanjuti sehingga tidak menimpa jamaah haji asal Indonesia lainnya. Meski tidak ada jamaah yang dirawat akibat diare, namun penyakit tersebut membuat jamaah terhambat dalam menjalankan ibadah. (novel)