Jelang Kepulangan, Jamah Perbanyak I'tikaf di Masjid Nabawi

Kesempatan untuk pergi ke tanah suci mungkin tak bisa dilakukan setiap tahun, bagi mereka yang mampu sekalipun untuk mendapatkan porsi untuk berangkat mengunjungi kota suci Mekkah Al Mukaramah dan Madinah Al Munawarah tentunya harus menunggu antrian yang jumlahnya tidak sedikit. Karena itu, jamaah haji khusus gelombang kedua yang masih berada di kota Madinah, tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk memperbanyak ibadah sebelum kembali ke tanah air.

Dalam waktu yang singkat sekitar 8 hari, mereka tak hanya sekedar menjalankan ibadah sunnah Arbain atau sholat berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi. Umumnya jamaah haji Indonesia ini memanfaatkan waktu senggang disela-sela waktu sholat dengan membaca Al Quran, sehingga tak jarang jamaah haji dengan berbekal makanan yang cukup lebih senang berdiam dimasjid sambil menunggu waktu sholat tiba.

Jamaah haji asal Jakarta Rina mengaku hanya kembali ke pemondokan selepas sholat Subuh, sedangkan setelah Dzuhur hingga Isya tetap berada di masjid. Usai sholat, dirinya memperbanyak dzikir dan membaca Al Quran untuk mencapai target mengkhatamkan Al Quran ditanah suci.

"Lebih enak di masjid ya, kalau bolak-balik pulang paling hanya dapat capeknya saja karena jarak waktunya kan pendek, kalau disini bisa baca Al Quran, mudah-mudahan bisa khatam," ujarnya.

Senada dengan itu, Jamaah haji lainnya, Abdul Gani mengaku, selama berada di Madinah, aktivitasnya lebih banyak dilakukan di masjid dibandingkan di pemondokannya."Di pemondokan cuma untuk istirahat dan makan, selebihnya saya lebih banyak berada di masjid," ungkapnya.

Ia bertekad untuk mengkhatamkan Al Quran sebelum kembali ke tanah air, disamping memohon ampunan dari Allah, serta amal ibadah yang dilaksanakan di tanah suci diterima Allah. "Tidak muluk muluk, saya berdoa hanya berharap menjadi haji yang mabrur dan diampuni dosa," ujarnya.

Aktivitas tilawah Al Quran ini tidak hanya dilakukan oleh jamaah haji Indonesia, jamaah haji berbagai negara seperti Malaysia, Turki, India, Pakistan, dan Bangladesh beramai-ramai menghidupkan suasana masjid dengan lantunan kalam ilahi.

Tak sekedar membaca Al Quran, jamaah yang datang ke Masjid Nabawi saling berlomba memberikan hadiah kepada masjid Rasulullah itu berupa wakaf Al Quran. Menjelang waktu sholat tiba mulai waktu Subuh, penjaja Al Quran mulai dibaris di sepanjang jalan menuju masjid sampai pintu gerbang masjid. Namun, tak jarang jamaah yang akan mewakafkan Al Quran membelinya di toko-toko dekat masjid, penjual langsung memberikan cap wakaf pada Al Quran tersebut. (novel)