Ibadah haji ke tanah suci pasti menjadi impian setiap semua umat Islam yang sadar akan pentingnya pelaksanaan Rukun Islam kelima itu. Keinginan melaksanakan ibadah ke tanah suci yang menjadi tekad setiap jamaah yang berangkat itu harus kandas ketika musibah datang menimpanya. Hal ini dialami oleh Dahuri bin Sunus nomor paspor 11103034, jamaah haji asal kloter 18 Solo, Jawa Tengah menghembuskan nafas terakhirnya akibat terjatuh dari lantai 6 rumah 507, di pemondokan Imarah Syuhada I, sektor V Madinah, Ahad (16/11).
Sekitar pukul 13.00 WAS, pria kelahiran Pemalang 30 Desember 1943 saat ditinggal sang Istri Megawati untuk keluar rumah membeli makan siang, maut tak bisa dihindari Dahuri yang memang dalam kondisi kakinya menggunakan pen akibat kecelakaan pada saat dikampung halamannya meninggal secara mengenaskan karena terjatuh dari lantai 6. Musibah yang menimpa Dahuri tidak serta merta langsung diketahui oleh pengelola rumah (harris), akan tetapi diketahui oleh siswa Madrasah Tsanawiyah Usman bin Saman yang keluar dari sekolah yang terletak didepan pemondokan tersebut.
Akan tetapi, suara keras sempat terdengar oleh jamaah lain yang berada di lantai 4, Lutfi Anwar yang pada waktu Dzuhur tidak ke Masjid lantaran Istrinya sedang sakit. Sementara, jamaah calon haji lainnya pada saat kejadian berada di Masjid Nabawi sedang menyelesaikan ibadah Arbain.
"Tiba-tiba saya dengar suara bugg, saya kira itu anak-anak pulang sekolah aja. Tapi kok habis itu ramai," jelasnya.
Ketua Rombongan jamaah haji kloter 18 Solo Jawa Tengah M. Mimasir mengatakan, bahwa sejak sampai di pemondokan Istri Dahuri tidak pernah ke masjid lantaran harus menemani pria yang kesehariannya masih menggunakan tongkat, karena kondisinya pasca operasi pemasangan pen yang membutuhkan pendampingan.
Melihat kejadian itu, polisi Arab Saudi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), identifikasi jenazah, serta mengintrogasi pihak pengelola rumah, termasuk Istri korban Megawati. Untuk kemudian membawa jenazah untuk diurus pemakamannya. Bukan hanya menjadi perhatian jamaah haji Indonesia yang berada disekitar pemondokan itu saja, setiap warga Arab yang lewat pun tampak ingin mengetahui peristiwa yang terjadi di halaman pemondokan dimana jenazah almarhum tergeletak.
Usia peristiwa itu terjadi, Ketua Rombongan M. Mimasir mengatakan, bahwa istri almarhum sempat shock mengurung diri dikamar. Akan tetapi, setelah tim evakuasi berhasil masuk ke kamar korban dilantai 6 akhirnya Megawati yang masih tampak sedih itu akhirnya bisa diajak berkomunikasi. Namun, trauma masih tergambar jelas pada Megawati, yang sejak di kampung halamannya berharap bisa beribadah di tanah suci bersama suami yang dicintainya, namun takdir berkata lain.
"Saya gak mau ibadah, mau pulang saja ke Jawa. Siapa lagi yang akan menuntun saya disini. Bapak kan sudah tidak ada," tutur ibu beranak tujuh itu, dalam bahasa Jawa saat berkomunikasi dengan Tim MCH.
Kondisi Megawati memang sangat terpukul akibat kehilangan suaminya itu, karena itu Eramuslim dan Tim MCH pun menitipkan pesan berkali-kali kepada ketua rombongan dan jamaah haji yang berada di sebelah kamar Megawati untuk selalu mendampingi dalam melanjutkan pelaksanaan ibadah di tanah suci yang masih panjang itu.
Niat kuat untuk beribadah ke tanah suci harus disertai kemampuan ekonomi dan kekuatan fisik, akan tetapi hal itu tidak multak harus dipenuhi oleh calon jamaah haji, karena semua niat yang sudah tertanam pada diri umat manusia itu tidak akan bisa terpenuhi tanpa ada campur tangan Allah didalamnya. Contohnya saja, Dahuri yang merupakan petani asal Pemalang ini bisa sampai ke Madinah Al Munawarah, namun akhirnya Allah berkehendak lain.(novel)