Jamaah di Mekkah Diprioritaskan

Jauhnya lokasi pemondokan jamaah haji Indonesia di Mekkah memang bukan rahasia lagi, sudah banyak yang mengetahuinya. Kondisi pemondokan yang sangat jauh, ini telah berdampak pada munculnya persoalan-persoalan lain misalnya penyediaan transportasi. Tak sedikit jamaah yang mengeluhkan jauh pemondokan di Mekkah.

Bagi jamaah haji yang masuk gelombang kedua, tentunya sudah melalui prosesi kegiatan ibadah di Mekkah, dan merasakan suka duka berada tinggal menempati pemondokan di Mekkah yang lokasinya berjauhan dengan Masjidil Haram. Mereka tentunya akan bersiap menghadapi suasana yang berbeda di Madinah.

Jamaah haji gelombang kedua yang masuk ke Madinah akan ditempat dipemondokan yang sama dengan jamaah haji gelombang pertama. Yaitu 65 persen jamaah ditempatkan di wilayah Markaziyah (perhotelan) dan 35 persen di wilayah non Markaziyah.

"Masalah pemondokan semuanya Insya Allah tetap seperti semula 65 persen di Markaziyah, 35 persen non Markaziyah. Sebelum haji berlaku seperti itu, sekarang demikian," kata Kadaker Madinah Ahmad Kartono usai meninjau kesiapan penerimaan jamaah gelombang kedua bersama Dubes Indonesia untuk Saudi Arabia dan Kesultanan Oman Salim Segaf Al Jufri, di Madinah, Senin (15/12).

Meskipun pemondokan yang akan ditempati jamaah haji gelombang kedua itu sama dengan jamaah haji gelombang pertama, pihaknya akan memprioritaskan jamaah haji yang ditempatkan pada lokasi yang jauh di Mekkah, agar bisa menempati wilayah Markaziyah (perhotelan) yang berjarak sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi Madinah.

"Akan ada prioritas sesuai dengan arahan para pimpinan bahwa kloter-kloter yang ditempatkan jauh di Mekkah terutama Syaukiah, akan ditempat diwilayah di Markaziyah bila memungkinkan," jelas Kartono.

Akan tetapi, lanjutnya, tidak memungkinkan seluruh jamaah yang sebelumnya berada dipemondokan yang jauh di Mekkah, akan ditempatkan pada pemondokan non Markaziyah yang berjarak 800-900 meter.

"Dibanding dengan Mekkah yang jaraknya sampai 10 KM. Mudah-mudahan itu membuat mereka nyaman dalam menjalankan ibadah di Madinah," tambahnya. (novel)