Jamaah Simpan Energi untuk Armina

Kondisi Masjidil Haram Mekkah, sepekan menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji semakin padat disesaki jamaah yang hendak menunaikan ibadah haji di tanah suci. Bukan hanya, Masjidil Haram saja yang dibanjiri jamaah haji, jalan-jalan akses di kota Mekkah Al Mukaramah selalu diwarnai kemacetan. Jamaah haji Indonesia dengan yang besar untuk tahun ini kurang beruntung, karena harus menempati pemondokan yang letaknya jauh dari Masjidil haram. Pihak panitia penyelenggara ibadah haji pun telah menyiapkan sarana transportasi untuk pulang pergi pemondokan masjid.

Namun jumlah armada yang ada dirasakan tidak mempu memberikan pelayanan optimal pada saat situasi yang crowded. Apalagi pada saat menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji, dimana situasi kota Mekkah sudah semakin dipadati jamaah dari berbagai negara.

"Sebenarnya kalau mengejar pahala dalam kondisi sekarang jamaah bisa lebih wise, lebih
arif untuk sholat di Masjid di sekitar pemondokannya, atau bisa sholat dipemondokannya.
Toh kan sudah melakukan beberapa kali sholat jamaah di Masjidil Haram," ujar Ketua Teknis Urusan Haji (TUH) Nursamad Kamba kepada pers, di Jeddah, Ahad.

Ia mengaku, memang dari segi aspek spiritual antara sholat di rumah, ataupun di masjid sekitar pemondokan meskipun di Mekkah, sangat berbeda dengan pelaksanaan sholat di Masjidil Haram dengan menghadap Ka’bah.

"Tetapi kita harapkan jamaah bisa arif mengatur waktunya untuk datang ke Masjidil Haram melakukan itu tanpa harus berdesak-desakan, yang tentu saja akan menguras energi yang seharusnya bisa digunakan pada saat puncak haji," jelas Nursamad.

Pernyataan Ketua TUH ini dibenarkan oleh Koordinator Tim Kesehatan Haji Indonesia Barita Sitompul. Ia mengatakan, beban yang harus pada saat puncak haji yang akan dikeluarkan pada saat di Armina sangat tinggi, karena itu jamaah haji diminta untuk menabung energinya yang akan dikeluarkan pada puncak pelaksanaan ibadah haji terutama bagi jamaah haji yang masuk dalam kategori resiko tinggi (risti).

"Itu beban yang sangat besar dan berat, mengingat mereka tidak tidur sejak di Arafah, mereka mesti pergi ke Muzdalifah untuk mabit kembali ke Minna, jumrah dan sebagainya itu beban yang cukup besar apalagi kalau modalnya sangat sedikit. Tanpa mengurangi hormat saya pada ibadah-ibadah sunnah sebaiknya ini disimpan sedikit. Jadi karena itu saya mohon kepada jamaah tidur yang banyak, makan yang banyak, minum yang banyak. Dan segera mencari petugas kesehatan apabila terasa ada gangguan," tandasnya. (novel)