Memasuki awal bulan Dzul’qadah atau satu bulan menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji suasana tanah suci mulai berangsur ramai, terutama tempat suci dan bersejarah. Salah satunya mulai tampak di Masjid Nabawi, dimana didalamnya terdapat makam Rasulullah SAW dan dua orang sahabatnya yakni Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khatta.
Keutamaan Sholat di masjid ini dinyatakan oleh Rasul SAW: “Sholat di mesjidku ini lebih baik daripada shalat seribu kali di mesjid lainnya, kecuali di Masjidilharam…Siapa yang mengerjakan shalat di mesjidku empat puluh kali shalat fardu, tidak kurang dari satuu shalat pun, maka ia terbebas dari neraka, bebas dari azab, dan bebas dari kemunafikan.
Jamaah kloter pertama dari berbagai negara, antaranya Malaysia, Thailand, India Turki, serta negara Timur Tengah lainnya sudah mulai tampak memadati masjid. Mereka tampak sangat antusias menjalankan ibadah sholat wajib berjamaah (Arbain), dan sholat sunnah di masjid yang dibangun oleh Rasulullah SAW tahun 662 Masehi, setelah Rasul SAW hijrah dari Mekkah. Semangat beribadah di tanah haram Madinah ini, tak hanya sekedar untuk melakukan sholat di masjid Nabawi.
Eramuslim yang berkesempatan untuk melihat langsung suasana ibadah di masjid Nabawi, turut antri berdesakan dengan jamaah akhwat lainnya saat berziarah ke makam Rasul dan ketika akan sholat di ar-Rawdah. Karena memang sebagian besar ulama berpendapat barang siapa yang berdoa di Rawdah itu akan terkabul apa yang menjadi keinginan. Sehingga sangat wajar orang-orang berlomba untuk dapat masuk dan berdoa didalamnnya.
Akan tetapi dari sekian banyak jamaah yang turut beribadah itu belum ada jamaah haji asal Indonesia, sebab memang dijadwalkan jamaah kloter pertama Indonesia berangkat dari tanah air pada 5 November mendatang.
Sementara itu, hujan mulai mengguyur kota Madinah selama dua hari berturut-turut yakni Sabtu (1/11) malam hingga Ahad dinihari dan terjadi lagi pada Ahad (2/11) pagi. Hujan deras yang bersamaan dengan gemuruh petir mengguyur terjadi pukul 23.00 waktu setempat hingga Ahad dinihari pukul 02.00 waktu setempat.
Hujan yang mengguyur kota Madinah itu menandai mulainya masuk musim dingin. Staf Hotel Masane, Jalan Abdul Mohsen, Madinah asal Indonesia yang sudah bermukim di Tanah Suci sejak sembilan tahun silam itu mengaku udara di Kota Madinah terasa dingin sejak tiga hari terakhir dengan temperatur sekitar 17 derajat celsius.
"Kalau musim dingin bisa mencapai lima derajat Celsius, tapi hal itu hanya terjadi di kota, sedangkan di pedesaan justru bisa mencapai minus lima derajat atau bahkan lebih," katanya. (novel)