Akibat kualitas makanan katering jamaah haji yang tidak memenuhi syarat gizi, sebanyak 89 jamaah haji Indonesia dari kloter 20 dan 32 Jakarta menderita diare, lantaran diduga mengkonsumsi makanan dari perusahaan katering Al-Ikhwan yang sudah tidak layak.
"Kasus diare terjadi di pemondokan 420, kloter 20 JKS, didapati kasus jamaah yang menderita diare sebanyak 20 orang, dan satu orang dirawat di BPHI, Alhamdulillah sudah pulang, sudah bisa berangkat ke Mekkah. Selanjutnya, dari kloter JKS 32 terjadi pada sektor IV juga sebanyak 69 orang. Alhamdulillah kasus itu sudah berhasil kita tangani, tidak ada yang dirawat, sehat wala’fiat," jelas Wakadaker Bidang Kesehatan dr. Bermawi Sjahdjam, SpP, di Daerah Kerja Madinah, Senin (17/11).
Selain adanya kecurigaan penyebab diare 89 jamaah haji itu karena mengkonsumsi makanan katering, menurut Bermawi, penyebab diare itu bisa dijuga karena faktor keletihan."Kita sudah meneliti begitu juga dokter yang memeriksa tempat pemondokan, menduga sayur yaitu buncis dan wotel itu sudah basi," ujarnya.
Tim kesehatan terus melakukan penelitian terkait dengan peristiwa diare tersebut. Meski mengalami kesulitan untuk memeriksa kuman Echoli (penyebab diare) atapun kuman amuba, tim kesehatan sempat mengambil sampel makanan ketika memantau langsung ke perusahaan katering Al-Ikhwan.
Akibat kejadian ini, Petugas Kesehatan Haji Daker Madinah, yang terdiri dari Ahli Gizi, Sanitasi dan Survailans (Sansur), serta pakar kesehatan pun meninjau katering Al Ikhwan untuk memastikan proses memasak dan packing katering jamaah haji Indonesia.
Hasilnya, banyak ditemukan hal-hal yang kurang memadai untuk menjaga kebersihan dan kesehatan jamaah. Antara lain banyak sisa makanan berupa nasi, sayur dan lauk untuk pagi hari tidak langsung dibuang. Justru salah seorang petugas Al Ikhwan yang keceplosan mengaku sisa makanan yang untuk pagi hari akan digunakan kembali untuk makan malam jika masakan untuk malam hari kekurangan.
"Ini semua masakan tadi pagi, masih disimpan karena kalau malam kekurangan, kita ambilkan dari situ," kata petugas itu langsung meninggalkan wartawan.
Salah satu Pegawai penghubung katering Al Ikhwan, Anwar Waming Yusuf mengatakan, semua permintaan untuk memasak khas Indonesia telah dipenuhi termasuk standar gizi dan kebersihanya. Karena itu, dia mempertanyakan jika 89 jamaah yang terkena diare itu disebabkan dari katering Al Ikhwan.
"Katering ini kan melayani sekitar 20 ribu jamaah haji Indonesia dan jamaah yang datang serta berangkat dari Madinah di terminal hijrah. Kalau yang sakit akibat makanan yang datang dari sini, bagaimana kok nggak sakit semua. Kok hanya 89 orang. Mungkin akibat makan makanan di jalan setelah pulang dari masjid seperti susu dan ikan. Saya saja kalau makan susu langsung mules-mules," kilahnya.
Oleh karena itu, jamaah haji diimbau agar tidak jajan sembarang tempat, disamping itu makanan dari pihak katering yang diberikan siang hari, harus dihabiskan siang hari, dan kalau makan malam dimakan malam harinya, jangan sampai dimakan pagi, karena hanya maksimal tiga jam.(novel)