Ini Tips Mencegah Heatstroke saat Ibadah Haji

Eramuslim – Musim haji 2019 ini bertepatan dengan musim panas di negeri Arab. Perkiraan suhu udara akan sangat tinggi, bahkan mencapai 40° Celcius. Cuaca sangat panas semacam ini bisa mengganggu kesehatan jamaah haji, sehingga pelaksanaan haji bisa menjadi tidak maksimal.

Seperti dilansir NU Online, salah satu gangguan kesehatan akibat panas yang kerap mengancam jamaah haji dan umrah adalah gejala heatstroke. Heatstroke atau sengatan panas didefinisikan sebagai kondisi suhu tubuh meningkat sangat tinggi dengan adanya gangguan tubuh sistemik.

Kondisi ini disebabkan paparan panas ekstrem berlebih, atau peningkatan aktivitas fisik pada suhu tubuh maupun lingkungan tinggi. Keduanya adalah dua hal yang niscaya akan dihadapi jamaah haji maupun umrah.

Masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan cuaca panas ekstrem harus menyesuaikan diri. Kondisi temperatur udara yang dapat diterima oleh seseorang erat kaitannya dengan kelembaban udara.

Kelembaban udara di beberapa lokasi ibadah haji, juga Arab Saudi secara umum cenderung kering. Udara kering membuat cairan tubuh akan mudah menguap.

Ketika suhu tubuh sangat tinggi sampai 39 Celsius, tubuh dapat memasuki fase heatstroke. Fase ini ditandai dengan rasa sangat haus, letih, mual muntah, pusing, pembuluh nadi teraba cepat dan kuat, kulit panas dan kering, hingga penurunan kesadaran menjadi gejala yang muncul pada korban heatstroke.

Kurang minum, berkeringat sangat banyak, dan cairan tubuh yang menguap secara masif akibat cuaca panas dapat berujung pada dehidrasi berat. Lebih berbahaya lagi saat terjadi syok hipovolemik akibat kandungan air dan elektrolit dalam darah berkurang drastis.