Perjalanan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji, agak berbeda dengan perjalanan ke luar negeri untuk keperluan yang lain. Selama musim haji, kebijakan pemerintah negara kaya minyak itu terhadap pendatang sangat ketat, karena itu sebaiknya semua dokumen yang diperlukan seperti paspor haji, buku kesehatan, dan tanda identitas lain sudah disiapkan sebelum keberangkatan dan disimpan di dalam tas kecil yang bisa dibawa kemana-mana.
Selama musim haji, penerbangan menuju ke Arab Saudi sangat padat, jutaan muslim dari berbagai belahan dunia, termasuk sekitar 200 ribu muslim dari Indonesia beserta barang-barang bawaan mereka akan memasuki negara itu melalui dua pintu masuk utama yakni terminal haji Bandara King Abdul Aziz di Jeddah dan Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah.
Ketika tiba di bandara, setiap jamaah haji akan melalui pintu Wukala Al Wahhad atau bagian imigrasi yang mencatat kedatangan jamaah haji. Jamaah yang baru datang akan diminta menyerahkan paspornya untuk diperiksa dan disobek lembar data kedatangannya. Setelah pemeriksaan selesai, paspor akan dikembalikan kepada jamaah. Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, sebelum melangkah keluar dari antrian pemeriksaan Wukala jangan lupa memastikan semua dokumen telah kembali tersimpan di tas kecil masing-masing.
Setelah pemeriksaan keimigrasian selesai, jemaah baru bisa mengambil tas tentengan yang selama berada dalam pesawat di simpan di dalam kabin. Sementara koper besar yang disimpan di dalam bagasi akan diurus oleh petugas Arab Saudi dan petugas haji Indonesia yang ditugaskan di Bandara Jeddah dan Madinah. Yang penting dalam hal ini adalah identitas tas dan koper setiap jamaah. Karena itu sebaiknya tas tentengan dan koper diitulisi identitas lengkap jamaah seperti nama, nomor kelompok terbang (kloter), embarkasi, daerah asal, nomor rombongan, dan nomor regu. Identitas koper yang lengkap akan memudahkan petugas mengatur dan mengelompokkan barang bawaan jemaah yang akan diangkut ke tempat tinggal jamaah. Disamping itu, pemberian tanda yang lain seperti pita berwarna, kain, tali atau semacamnya juga akan memudahkan jamaah mengenali barang bawaan masing-masing, sehingga tidak tertukar atau masuk dalam rombongan lain.
Bagi jamaah gelombang pertama yang masuk melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah, setelah tiba akan transit sekitar 30 menit di bandara. Selama transit, jamaah bisa beristirahat dan sholat di lokasi transit untuk jamaah haji Indonesia. Jamaah disarankan tidak pergi ke luar lokasi transit karena akan segera diberangkatkan ke Madinah dengan bus sesuai dengan nomor rombongan. Sebelum masuk ke dalam bus, jamaah diminta menyiapkan paspor hajinya masing-masing karena akan diminta oleh petugas Naqobah, penyedia bus ke Madinah. Paspor akan dikembalikan lagi kepada jamaah untuk disimpan.
Setelah naik ke dalam bus, jamaah akan menerima paket makanan dari katering bandara yang dikontrak pemerintah untuk menyediakan makanan bagi jamaah. Sebelum makan, ada baiknya jamaah memeriksa paket makanan yang dibagikan untuk memastikan makanan yang diterima aman dan layak dikonsumsi. Bila sekiranya makanan yang dibagikan berbau dan dicurigai basi, jamaah bisa melapor ke petugas haji di bandara supaya petugas bisa meminta ganti sekaligus menyampaikan komplain kepada penyedia katering.
Sedangkan, bagi jamaah haji yang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, setelah jamaah menjalani pemeriksaan paspor, dapat langsung menuju parkir untuk naik ke bus. Ketika semua koper dan barang lainnya naik ke atas bus, jamaah langsung diangkut menuju pemondokkannya.
Dan yang terpenting, ketika sampai dipemondokan jamaah haji harus kembali mengecek kembali barang-barang mereka yang telah turun dari bus. Apabila sudah diturunkan dapat segera mencari kamar yang akan ditempat, dengan antri dan teratur saat menaiki tanggal/lift. (novel)