Menjelang berakhirnya pemulangan jamaah haji gelombang kedua, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di Arab Saudi mencatat sekitar 120 ribu orang jamaah mengalami gangguan kesehatan. Dari jumlah tersebut, inveksi saluran pernapasan bagian atas dan penyakit paru menduduki peringkat pertama yang diderita oleh jamaah haji Indonesia. Namun, untuk penyebab kematian jamaah haji terbesar disebabkan oleh penyakit jantung atau yang berhubungan dengan sirkulasi dan pembuluh darah.
Dari 428 jamaah yang meninggal dunia di tanah suci sampai dengan Ahad petang, diantaranya 275, disebabkan penyakit sistem sirkulasi, disusul penyakit sistem pernapasan sebanyak 121 orang, serta masing-masing 7 orang disebabkan oleh penyakit syaraf dan kanker ganas.
Koordinator Kesehatan Haji Indonesia di Arab Saudi Dr. dr, Barita Sitompul. Sp.Jp menjelaskan, berdasarkan hasil pendataan dan evaluasi yang dilakukan tim kesehatan, 30 hingga 40 persen jamaah haji Indonesia didominasi oleh jamaah berusia lanjut.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan kesehatan haji Arab Saudi, kendala selama pelaksanaan ibadah haji tahun 1430 Hijriah, antara lain masalah kemacetan lalu lintas pada saat dan pasca Armina, yang menyebabkan kelambatan penanganan dan evakuasi pasien. "Berkumpulnya jutaan manusia disatu titik, menyebabkan ambulance kita tidak bisa leluasa beroperasi mengevakuasi pesien sakit," ujar Dr.dr.Barita Sitompul Sp.Jp
Menurutnya, pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini fasilitas kesehatan jauh lebih baik khususnya berkaitan dengan peralatan kesehatan, jumlah personil serta obat-obatan. Tersedianya kelengkapan kesehatan serta personil yang cukup ternyata mampu menekan angka kematian sebesar 5 persen dari 445 menjadi 428 sampai dengan hari minggu petang.
Sementara untuk jumlah jamaah haji yang berobat pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini juga mengalami penurunan sekitar 14 persen lebih dari 140 ribu menjadi 120 ribu lebih.(novel)