Eramuslim – Perubahan cuaca dan situasi yang begitu cepat kerap dialami jemaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci, Mekah dan Madinah. Tak jarang, cuaca panas terik di Tanah Suci ini menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan jemaah haji Indonesia.
Tidak hanya heatstroke atau terkena sengatan panas berlebih, cuaca panas ditambah faktor kelelahan fisik juga berimbas pada ketidakstabilan jiwa. Apalagi, mayoritas jemaah haji Indonesia ini merupakan jemaah lanjut usia. Potensi gangguan kejiwaan sangat rentan bagi jemaah lansia.
Itu pula yang telah diantisipasi Tim Psikiatri di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekah. Tim ini mengidentifikasi dua masalah gangguan kejiwaan yang kerap kali muncul akibat kurangnya asupan cairan atau dehidrasi.
Menurut Penanggung jawab Tim Psikiatri KKHI Makkah, Kapten Laut Dr (K) Umbar Sarjono, Sp.KJ, dari hasil evaluasi tahun sebelumnya dua masalah kejiwaan yang kerap kali dialami oleh jemaah haji Indonesia adalah demensia dan delirium.
“Dua gangguan ini bisa diakibatkan karena berbagai hal di antaranya karena perubahan situasi yang sangat cepat dan kurangnya asupan cairan,” kata Dokter Umbar saat ditemui Tim MCH, Sabtu 13 Juli 2019.
Delirium merupakan gangguan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Gangguan mental tersebut disebabkan perubahan yang cepat dalam fungsi otak yang terjadi bersamaan dengan penyakit mental atau fisik. Akibatnya, penderita delirium mengalami kesulitan dalam berpikir, mengingat, berkonsentrasi, atau tidur.