Jamaah Haji dari Mekkah Tersesat ke Jeddah

Menjelang dua pekan pelaksanaan ibadah haji, jamaah haji asal Indonesia mulai masuk ke kota Mekkah Al Mukaramah. Jarak antara pemondokan dengan Masjidil Haram untuk tahun ini memang jauh, kendala itu telah disiasati dengan penyediaan 600 bus yang beroperasi pada menjelang waktu sholat. Namun sepertinya, tidak semua jamaah secara efektif memanfaatkan fasilitas yang disediakan, lantaran harus sabar mengantri dan menunggu pada jam-jam tertentu.

Tak jarang yang ingin cepat sampai atau pulang dari Masjid memilih menggunakan jasa taksi yang memang banyak beroperasi disekitar Masjidil Haram. Tapi untuk memperoleh jasa taksi itu tentunya sebagai penumpang paling tidak bisa mengerti sedikit bahasa Arab dan arah jalan, sebab jika tidak ini akan menjadi sasaran empuk bagi oknum supir yang tidak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan dari penumpangnya.

Hal ini dialami oleh tiga jamaah haji asal Surabaya, Jawa Timur, Bahrul Ulum (38 tahun), Kusairi (36 tahun), dan Muhammad Rif’ah (80 tahun), tersesat sampai ke Jeddah. Ketiga jamaah haji dari kloter 9 Surabaya ini, sebelumnya dibawa berputar-putar oleh supir taksi.

"Habis sholat Subuh, karena mobilnya penuh, lagi pula saya membawa si Mbah ( Muhammad Rif’ah) yang sudah tua harus dijaga terus, minta tolong dijaga, dan si Mbah minta
tidak penuh, maka kami naik taksi. Tapi dibawa kemana-mana, gak tahu atau sengaja dan akhirnya sampai disini," jelas Bahrul Ulum saat sampai di Kantor Daerah Kerja Jeddah, Selasa.

Bahrul yang tidak tahu menahu dengan arah kembali ke pemondokannya di wilayah Aziziah, Mekkah itu setelah sekitar tiga jam akhirnya diturunkan di suatu tempat sekitar Jeddah."Karena sudah payah gak tahu arah, kanan kiri, akhirnya ketemu dengan orang yang berbicara dengan bahasa daerah Madura. saya ditolong dikasih makan, Akhirnya kami diantar kesini," ujarnya.

Selain tidak sampai tempat tujuan yang diharapkan, ketiganya juga dimintai oleh supir taksi dengan bayar 120 riyal, sadar tidak sampai pada tujuannya akhirnya mereka memutuskan hanya membayar 100 riyal. Padahal tarif taksi yang sebenarnya hanya 10 riyal.

Jamaah haji usia lanjut memang membutuhkan perhatian dan kenyamanan, terutama pada saat akan naik dan turun bus yang akan mengantar jamaah pergi dan pulang dari masjid. Akan tetapi, terkadang situasi itu tak disadari oleh petugas dan sesama jamaah yang kondisinya masih prima. (novel)