Meski operasi bus yang mengangkut jamaah haji Indonesia dari pondokan ke Masjidil Haram dan sebailknya sudah berhenti sejak 2 Desember lalu, namun semangat untuk beribadah ke Masjidil Haram masih sangat tinggi.
Bahkan, dua hari setelah penghentian operasi itu masih tampak jamaah yang mengupayakan secara sendiri atau berkelompok menyewa bis dan kendaraan umum untuk bisa sholat ke Masjidil Haram.
"Maunya mobil-mobil ini tetap disediakan agar kami bisa ke masjidil haram, paling tidak ada dua bus untuk ke Masjidil Haram, percuma saja kami disini, kalau tidak beribadah kesana, maunya kami sholat wajib kesana. Meskipun tidak seluruh waktu disana, paling tidak dua waktu, itu harapan kami," kata Muhammad Nur, jamaah haji asal kloter 10 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Terkait dengan operasional bus jamaah haji 1429H, Nur berharap untuk kedepan lokasi pemondokan bisa lebih dekat dengan Masjidil Haram, sehingga tidak menyulitkan jamaah ketika akan pelaksanakan ibadah di tanah suci.
Diakuinya, karena keterbatasan jam operasional bus, akhirnya diperlukan biaya besar untuk menuju Masjidil Haram setiap harinya dengan menyewa taksi atapun bus yang mencapai 40 riyal perhari.
Berbeda dengan M. Nur, Asmi Abdul Hamid dapat menerima keputusan pemberhentian operasi bus jamaah haji menjelang pelaksanaan prosesi Armina. Waktu ini dimanfaatkan untuk beribadah di Masjid sekitar pemondokannya, dan mempersiapkan tenaga untuk melaksanakan rukun dan syarat haji.
"Ya kita gak dikasih pergi, katanya mau ke Arofah jadi siapin tenaga. Kemarin pergi, sekarang gak besok gak, selang-seling. Biar fisik kuat saat puncak haji, ya saya bisa terima dengan aturan seperti itu, apa yang disuruh kita terima, jangan membantah untuk kepentingan kita juga dipuncak haji," katanya.
Mengenai penghentian operasional bus jamaah haji Indonesia, Kadaker Mekkah Zainal Abidin Supi mengatakan, mulai 5 Dzulhijjah pihak Naqobah (pengelola bus) telah menarik seluruh bus dibawah naungannya dalam rangka persiapan Armina.
"Termasuk bus Umul Quro yang kita pakai, atas permintaan pihak Naqobah seluruhnya ditarik sehingga sebelum hari H penarikan petugas lapangan sudah mensosialisasikan, sudah menginformasikannya kepada jamaah," jelasnya.
Bagi jamaah haji, lanjutnya, yang baru tiba di tanah suci dan akan melaksanakan umroh akan difasilitasi kendaraan bus milik petugas, sebab batas yang diberikan oleh pihak Naqobah untuk mengangkut jamaah sudah berakhir dan bus tersebut akan beroperasi selesai puncak haji.
Dalam pantauan, pada H-4 jelang prosesi Armina masih tampak bus jamaah haji yang masih beroperasi di jalan kota Mekkah Al Mukaramah, begitu di terminal bus Mahattat Bank masih terdapat beberapa bus yang beroperasi. Zainal Supi memperkirakan bus-bus yang masih beroperasi itu bukan berada dibawah naungan Naqobah.(novel)