Untuk mendukung kelancaran transportasi pada saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Minna (Armina), pada tanggal 5 Dzulhijjah atau 3 Desember bus yang melayani jamaah haji di kota Mekkah dan Madinah akan ditarik ke pool masing-masing untuk melakukan pengecekan terakhir kesiapan mesin untuk mengangkut jamaah melaksanakan prosesi Armina.
"Karena tanggal 4 Dzulhijjah (2/11) kedatangan jamaah terakhir (closing date), tanggal 5 Dzulhijjah, semua bus-bus yang beroperasi di kota Mekkah, Madinah, ditarik ke pool untuk dilakukan final checking untuk kesiapan mesin," kata Ketua Teknis Urusan Haji (TUH) Nursamad Kamba, di Jeddah.
Mekanisme pengangkutan pada proses Armina, menurutnya, akan dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah pada pukul 10.00 WAS dan akan berakhir sebelum pukul 24.00 WAS.
"Biasanya akan dilakukan chek periksa ke maktab-maktab untuk memastikan seluruh jamaah kita sudah berada di Arafah sebelum jam 12 malam," katanya.
Lebih lanjut, Nursamad mengatakan, pelaksanaan sistem pengangkutan jamaah haji dari Mekkah ke Masya’ir (Arafah dan Minna), seluruh proses penyelenggaraannya telah disiapkan oleh pihak Naqobah (perusahaan transportasi).
Ia menyakinkan bahwa pengangkutan pada puncak pelaksanaan ibadah haji akan berjalan lancar dengan menerapkan sistem taraddudi (jalur khusus), dengan mekanisme pengangkutan mengantar jamaah sampai ke Arafah sebanyak dua kali.
"Sistem taraddudi, yakni jalur khusus, yang seperti bus way yang dijaga ketat, agar tidak ada gangguan dijalan. Mereka menerapkan sistem taraddudi mengantar jamaah sampai ke Arafah, kemudian pulang lagi ke maktab yang sama untuk menjemput jamaah yang ada tapi itu hanya dua kali itu saja. Sekali mengantar, terus mengambil lagi, mengantar selesai," jelasnya.
Mengenai posisi jamaah haji Indonesia di Arafah, Nursamad mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya jamaah haji Indonesia berada dalam areal muassasah Asia Tenggara, dengan areal yang paling luas karena jumlah jamaahnya yang cukup banyak.
Tenda jamaah haji Indonesia untuk pelaksanaan wukuf di Arafah itu terletak berseberangan dengan tenda wukuf bagi jamaah haji Malaysia, begitu juga tenda mabit (menginap) di Minna pun bersebelahan antara Indonesia dan Malaysia. (novel)